Review Nokia 6 Indonesia, Sekokoh Nokia 3310 Dulu



Nokia 6 ini sebetulnya bukan barang baru di Indonesia. Ya, jauh sebelum HMD Global memboyongnya secara resmi di sini, para pelapak online sudah lebih dulu menyediakannya dalam berbagai varian RAM dan storage. Sementara yang akhirnya masuk resmi di sini adalah Nokia 6 dengan RAM 3 GB dan storage 32 GB dan dijual pada harga 3-jutaan, bahkan 2-jutaan pada beberapa promo e-commerce.

Lah koq, dempetan bener ya harganya sama Nokia 5. Mana processor dan kapasitas RAM-nya sama pula. Jadi, apa sebetulnya pembeda dari Nokia 5 dan Nokia 6 ini? Mau tau? Janji dulu dong, videonya ditonton ga pake skip, hehehe.



Perbedaan paling mendasar dari Nokia 5 dan Nokia 6 jelas ada komponen fisiknya. Pertama desain, Nokia 6 hadir dengan dimensi layar 5,5 inci yang membuatnya lebih besar dan juga lebih berat dari Nokia 5. Selain itu, frame pinggir ponsel ini dibuat lurus dan lebih kotak, sedikit banyak mengingatkan saya pada style-nya iPhone 4 dan 5. Body berbahan logam ini memang terasa sekali solid alias kokoh, namun saya tak nyaman dengan tepiannya yang terasa tajam. Layar 2.5 D-nya pun tak lagi terasa nyaman di ujung jari karena tepat bersebelahan dengan chamfered metal yang terasa lancip.

Dan memang, desain Nokia 6 ini masih banyak menganut gaya khas Nokia pada era jayanya dulu. Eh erajaya, kaya pernah denger nama ini ya, hahaha.

Nah, perbedaan selanjutnya ada pada resolusi layar yang sudah Full HD, kamera belakang yang lebih besar resolusinya di 16 Megapixels, storage 32 GB, hingga dukungan Dolby Atmos untuk audio dari Nokia 6 ini.

Sayangnya, walau storage bawaannya lebih besar dari Nokia 5, Nokia 6 ini malah mengusung hybrid slot sim card. Padahal semasa mengulas Nokia 5, saya sudah senang banget dengan triple-slot yang dimilikinya.

Lalu apa arti dari semua perbedaan itu? Kalau menurut saya, semua perbedaan itu tidaklah masalah, asal kita saling menghargai satu sama lain.

Bentar deh, ini kan review ponsel, kenapa pula bahas itu hahaha.

Dari semua perbedaan itu, yang paling bisa saya rasakan adalah Nokia 6 memiliki layar yang lebih bagus. Selain lebih tajam, reproduksi warna-nya juga terlihat lebih vivid.

Begitu juga dengan kameranya, walau tak terlalu siginifikan, tetapi saya melihat gambar yang dihasilkan Nokia 6 terasa lebih hidup jika dibandingkan dengan Nokia 5. Hal inipun berlaku untuk perekaman video.

Overall sih kameranya masih tergolong baik, meski tanpa mode manual. Yang jadi permasalahan lebih ke performanya saat mengambil gambar yang menurut saya kurang lebih dipengaruhi oleh pilihan processor yang digunakan. Sehabis saya menampilkan hasil foto dan video ini, kita bahas performa yah.



Masuk ke bahasan performa, Snapdragon 430 di Nokia 6 ini kurang lebih sama dengan di Nokia 5. Terasa kurang gegas untuk multitasking dan gaming. Dan ini sangat masuk akal mengingat resolusi layarnya yang lebih tinggi.

Fingerprint scanner yang saat unboxing terasa cepat, perlahan mulai melambat juga seiring dengan banyaknya aplikasi yang saya install dan buka.

Konsumsi daya Nokia 6 ini juga sedikit lebih boros dari Nokia 5, yang lagi-lagi saya yakini adalah andil dari layarnya yang lebih besar dan lebih tinggi resolusinya. Dalam pemakaian saya, Nokia 6 hanya mampu bertahan dari dini hari saat saya melepas charger, hingga sekitar pukul 9 atau 10 malam saat saya hendak beranjak tidur.

Di sini saya merasa ada sesuatu yang kurang pas pada jajaran produk Nokia. Maksudnya, gap antara produkya masih terlalu lebar. Dari Nokia 5 dan 6 yang menggunakan Snapdragon 430 di harga 2 hingga 3 jutaan, langsung loncat ke Nokia 8 yang diotaki Snapdragon 835. Harga Nokia 8 sendiri belum saya ketahui, meskipun santer kabar bahwa perangkat ini juga akan masuk resmi di Indonesia. Namun saya rasa harganya di atas 7 juta Rupiah deh.

See, ada ruang kosong di antara Nokia 6 dan Nokia 8, baik dari harga maupun spesifikasi. Apakah akan ada Nokia phone dengan processor Snapdragon berkepala 6? Semoga saja ya, apalagi kalau harganya masih tiga hingga empat jutaan, layak ditunggu lah.


Apa Kata Aa Gogon tentang Nokia 6

Masuk ke kesimpulan, Nokia 6 terasa lebih pas jika Anda menginginkan smartphone berlayar besar, dan tak masalah menggunakan case. Ya, karena bagi saya rasanya takkan nyaman apabila Nokia 6 digunakan tanpa case, tepiannya tajam.

Nokia 6 ini hadir dengan bahan yang solid demi menjaga citra ponsel Nokia yang dikenal tahan banting, namun sedikit saya sayangkan karena mengorbankan keergonomisannya.

Kamera sedikit lebih baik dari Nokia 5, audio cukup baik juga, walau enhancement dari Dolby Atmos-nya kurang signifikan, dan pengaturannya tak selengkap fitur yang sama yang saya temukan pada ponsel lain.

Jika 32 GB cukup bagi Anda, atau jika Anda tak butuh dual-sim, Nokia 6 jelas pilihan yang lebih sesuai daripada Nokia 5.

Namun lagi-lagi ponsel Nokia ini bukan ponsel yang cocok untuk Anda yang senang bermain game, apalagi yang berat-berat.

Dengan harga yang tak terpaut jauh, Anda bisa menyesuaikan kebutuhan dengan karakteristik yang dimiliki oleh Nokia 6 atau Nokia 5, jika memang Anda keukeuh mau ber-reuni dengan brand ini. Review Nokia 5 sudah lebih dulu saya buat dan bisa Anda saksikan pada video yang ada pada card di pojok kanan atas layar ini, atau pada bagian rekomendasi di bagian akhir video ini ya.

Demikian yang bisa saya sampaikan tentang Nokia 6 ini, dari Kota Cimahi Aa Gogon pamit undur diri, wassalam!

Comments

Popular Posts