Review Huawei Honor View 10 (V10), Ponsel yang Menyabet Penghargaan di CES 2018



Nampaknya, pencarian saya menemukan akhir.

Saya masih ingat, bulan November lalu saya sempat mencuitkan pernyataan ini... https://twitter.com/GontaGantiHaPe/status/935468028673671168

Yah, saat itu saya melepas semua ponsel Huawei yang sebetulnya sudah membuat saya nyaman. Ada Huawei Honor 9 dan Huawei P10 saat itu.

Saya tak peduli jika dibilang Huawei Fans, haha, toh saya mulai menyukainya setelah mencoba dulu, bukan semata fanatisme buta. Dan sebetulnya jika saya punya dana tak terbatas mah, saya rasanya pengen ambil LG V30+ saja.

Terus kenapa malah belinya Huawei Honor View 10? Jawabannya simple. Saat ini, smartphone mana yang layarnya 18:9 tapi punya fingerprint scanner di depan?



Saat saya memutuskan membelinya, baru ada Honor V10 saja yang punya kedua hal itu. Saat ini ada sih ponsel lain, tapi dari Huawei juga, namanya Nova 2s. Haha.

Dan lagi, harga Huawei Honor V10 ini lebih masuk akal dari LG V30+, atau bahkan dari hape incaran saya lainnya dari Huawei, Mate 10 Pro.

Ok case closed ya mengenai alasan utama saya membeli ponsel ini.

Membicarakan Huawei Honor V10 atau View 10 ini, pastinya harus dimulai dari desainnya. Sebetulnya bentuknya tak terlalu istimewa, tapi finishing backcovernya memiliki tekstur khusus yang membuatnya tak licin sama sekali dan juga tak mudah kotor oleh bekas minyak ataupun sidik jari.

Selain itu pilihan warnanya juga unik, merah yang saya pakai ini ngga seperti hape lain yang umumnya memilih merah cabe. Honor V10 ini menggunakan warna merah neon yang diberi nama charm red. Materialnya sendiri terbuat dari alumunium untuk backcovernya, dan kaca untuk bagian depan.

Posisi port audio di bawah, lubang loudspeaker di sebelah kanan, hingga ketersediaan IR blaster, adalah hal-hal yang saya suka dari desain Honor View 10 secara fisik. Sementara dua buah camera bump yang terlalu menonjol adalah hal yang paling tak saya favoritkan dari ponsel ini.

Overall form factornya tipis, tepiannya ramah di kulit, dan nyaman digenggam. Tidak ada hal yang mengganggu saya dari sisi fisik ini.

Lanjut ke sisi depan, layar dengan rasio 18:9 hadir dengan keistimewaan berupa fingerprint scanner yang terletak di dagu ponsel. Huawei berhasil membuat jidat dan dagu ponsel ini tetap tipis, namun akibatnya posisi fingerprint scanner-nya sedikit terlalu ke bawah dan ukurannya juga tak terlalu besar. Sebuah konsekuensi yang tolerable menurut saya.

Spesifikasi jeroan dibahas jangan? Ah jangan ah, ga enak saya. Huawei Honor V10 ini sudah pakai processor terbaru Huawei, yaitu HiSilicon Kirin 970 yang juga dipakai di Huawei Mate 10 dan Mate 10 Pro. Jadi fitur AI sudah hadir di Honor View 10 ini. Sejauh ini, fitur AI baru terasa kegunaannya saat memotret, di mana mode yang digunakan otomatis menyesuaikan dengan objek foto. Saat memotret makanan misalnya, maka otomatis kamera akan masuk ke mode good food, atau saat memotret dokumen, maka akan masuk ke mode teks.

Kualitas hasil kameranya dibahas jangan? Haha, nanya mulu ya saya. Pokoknya gini aja, kameranya bikin betah, dengan semua fitur yang selalu Huawei bawa di ponsel teratas mereka. Zoom, blur, portrait, semua kece. Yang agak kurang sih di perekaman video saja, EIS ada tapi hasilnya menurut saya kurang mampu membuat stabil. Mungkin karena sudah tahu sestabil apa hasil OIS di Huawei P10 dulu ya.

Biar lebih objektif, monggo beri penilaian sendiri pada gambar dan video yang saya tayangkan berikut ini.



Performa dari Kirin 970 ternyata meningkat pesat dari Kirin 960 yang sebelumnya saya pakai dua kali. Skor benchmark sintetisnya selisih banyak nih. Sewajarnya dipakai bermain game lancar tanpa kendala.

Dan yang membuat saya  menyukai EMUI 8.0 yang sudah berbasis Android Oreo ini adalah, kita bisa memaksa aplikasi apapun untuk tampil fullscreen di ratio 18:9. Selain itu, UX-nya juga asyik. Saya ingat, saat sedang membuka video di YouTube lalu masuk notifikasi Whatsapp, maka notifikasinya muncul disertai pilihan untuk langsung masuk ke mode split screen. Jadinya kan nonton jalan terus, pesan baru pun dapat kita baca. Keren kan?

Secure keyboard yang akan muncul menggantikan keyboard pihak ketiga yang saya pakai juga tetap hadir pada Honor View 10 ini dan menambah keamanan data kita, karena kombinasi username dan password kita tidak diinput menggunakan keyboard yang sama.

Dari beberapa kali mencoba ponsel Huawei dan Honor, nampaknya memang ada perbedaan pada masalah optimisasi daya. Honor selalu sedikit lebih telat notifikasinya yang saya sinyalir demi alasan penghematan daya. Huawei seri P maupun Nova yang pernah saya coba tak begitu, notifikasinya lebih real-time.

Dan di sini saya agak galau jadinya, pemirsa. Notifikasi realtime itu penting buat saya.

Tapi mungkin memang ini harus dilakukan agar baterainya awet. Baterasi Honor View 10 ini sendiri sudah cukup besar kapasitasnya, yaitu 3.750 mAh. Namun memang sepemakaian saya, processor Kirin masih belum bisa sehemat Snapdragon. Tak bisa dibilang boros sih, tembus 24 jam mah sering lah, tapi ya ngga awet-awet banget juga.

Oh ya satu lagi, Kirin masih lebih cepat menghangat juga. Bermain Destiny 6 dalam jangka waktu lama, backcover ponsel ini sudah mulai sedikit hangat, satu hal yang tak saya rasakan saat mencoba OnePlus 5T dulu.

Sektor audio juga menurut penilaian saya terbilang jempolan. Loudspeakernya lantang dengan detail yang terkontrol baik. Pakai earphone berkabel oke, pakai yang bluetooth pun hayuk.

Kualitas loudspeakernya bisa Anda dengarkan di bagian penutup video ini ya, saya mau buatkan kesimpulannya dulu nih sekarang.

Huawei Honor V10 atau Honor View 10 ini, harga aslinya di daratan Cina sana sekitar 6-jutaan, dan di Indonesia banyak dijual oleh seller yang handcarry langsung seharga 7-jutaan untuk varian RAM 6 GB dan Storage 64 GB. Selisihnya sekitar 600-ribu lebih murah jika Anda cukup dengan yang kapasitas RAM-nya 4 GB saja.

Pada harga segitu, kita sudah mendapatkan jeroan ala Huawei Mate 10 yang lebih mahal sekitar 3 juta Rupiah, menjadikan ponsel ini salah satu value deal berkat price to spec comparisan yang baik. Kabarnya di ajang CES 2018 kemarin juga Honor V10 menyabet penghargaan.

Mungkin memang ponsel ini hadir tanpa embel-embel Leica, tapi kameranya masih mantap jiwa.

Layar kekinian, dan fingerprint scanner di depan. Cocok sekali buat yang sering menaruh ponselnya di atas meja. Ya, cocok buat saya.

Bisa jadi juga cocok buat Anda, silakan disesuaikan dengan minat dan kebutuhan ya.

Yang pasti, saya sudah memutuskan menjual kembali OnePlus 5T dan menyimpan Honor V10 sih. Harusnya itu menjelaskan banyak, hahaha.

Sudah ya, sudah jelas semuanya, hehe. Yang kurang jelas, monggo berlanjut ke twitter saya, kita diskusi di sana.

Untuk saat ini, sekian yang bisa saya simpulkan dari Huawei Honor View 10 ini. Dari Kota Cimahi, Aa Gogon pamit undur diri, wassalam!

Comments

  1. Kang.. Minat hp ini tp gda yank offline ya? Harus online?

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts