Review Sony Xperia XZ Premium, Hape Dewa Jilid Dua!



Saya takkan bertele-tele menjelaskan ponsel yang satu ini. Ini masuk ke kategori hape dewa bagi saya, heuheu. Yah kira-kira sedewa Pixel 2 lah, tapi bedanya ini bongsor banget, dan mengkilap sangat.

Sedewa apa ponsel ini, yuk kita bahas!



Istilah hape dewa biasanya saya sematkan ke hape yang kemampuannya sangat baik dan merata di segala lini. Kalau dulu saya bilang Pixel 2 sebagai hape dewa karena kameranya yang keren banget, punya bokeh menggunakan AI-nya yang rapi, serta perekaman video yang stabil. Maka Sony Xperia XZ Premium bisa dibilang dewa-nya kamera slow-motion.

Video-video berikut ini akan menunjukkan kehebatannya, dan serius saya sempat ketagihan bikin video-video begini.



Oh ya, sebagai informasi, jangan berharap video slow-motion bisa diambil dalam kondisi lowlights ya. Karena gini lho, dengan framerate 960 fps, maka sensor kamera hanya mempunyai waktu yang singkat untuk mengumpulkan cahaya. Jadi, jika intensitasnya rendah, hasilnya pasti gelap sekali.

Oh ya, untuk slow-motion ini hanya bisa diambil pada video dengan resolusi HD 720p ya. Sementara untuk video normal, bisa diatur hingga resolusi 4K pada framerate 30fps, dan Full HD untuk 60 fps. Stabilisasi-nya tergolong baik sekali, dan ini sangat wajar mengingat Xperia X Dual yang dulu saya coba saja sudah sangat stabil.

Berlanjut ke foto-foto, yang saya rasakan kelebihan dari ponsel ini adalah autofokus yang cepat dan dapat memilih zona fokus dengan pintar sesuai objek yang difoto. Dan rupanya, tanpa gembar-gembor kamera AI pun, Sony Xperia XZ Premium ini sudah memiliki kamera yang bisa mengetahui mode apa yang tepat untuk konten yang sedang dibidik. Mode Makro, Landscape, hingga Moving Object dapat dideteksi secara otomatis.

Hasil kameranya di kondisi cukup cahaya sangatlah detail, terlihat sekali kelasnya di mana. Sebetulnya di kondisi lowlights juga bagus sih, namun yang sedikit disayangkan noise sudah sering bermunculan, kayanya ngga flagship banget gitu ya noise-nya heuheu.

Hasil fotonya saya tampilkan pada video kedua dari atas ya..

Heuheu, bahas kamera duluan ya. Padahal kelebihannya ga cuma di situ.

Pertama jeroannya juga macho, top lah pada masanya. Ya, Snapdragon 835 dengan RAM 4 GB dan storage 64 GB bertipe UFS, adalah jaminan kencangnya performa ponsel pintar ini. Ketika pertama kali menggunakan ponsel ini dan melakukan restore berbagai aplikasi dari puluhan file apk hasil backup, saya bisa notice bahwa proses instalasi dapat terjadi dengan sangat cepat, jauh lebih cepat dari ponsel-ponsel saya sebelumnya.

Rasanya tak perlu ragu ya soal kemampuan processor ini dibawa gaming. Yang perlu dipertanyakan justru kemampuan Sony mengelola panasnya. Dan saya bisa bilang, sudah jauh lebih baik, di mana hangat hanya terasa di pinggiran frame logamnya saja, itupun tak sampai panas. Beda sekali dengan Xperia X Dual saya dulu yang demam selalu.

Nah, terakhir kita bahas soal desain ya. Desainnya memang sesuai namanya, premium. Terlebih warna chrome ini membuat smartphone ini dapat digunakan untuk bercermin saking kinclongnya. Memang sih jadinya fingerprint magnet, saya sarankan Anda sekalian membeli lap fibercloth jika hendak meminang ponsel ini.

Yang patut disayangkan dari desain ponsel ini adalah, bezel tebal di semua sisi. Kanan kiri tebal, atas bawah apalagi. Pokoknya berasa banget kalau Sony XPeria XZ Premium ini, ukurannya bongsor. Dan ini sedikit diperparah dengan sudut-sudut ponsel yang lancip. Jadinya tingkat keergonomisannya rendah ya.

Untung di seri selanjutnya, Sony sudah berbenah. Saya lihat desain XZ2 series sudah jauh lebih ramah di tangan ya. Nah untuk XZ2 series ini, belum ada varian Premium-nya. Mungkin Sony masih menimbang-nimbang nama yang tepat ya, apakah mau XZ2 Pertalite, atau XZ2 Pertamax, hahaha.

Oh ya, sebetulnya bezel atas dan bawah yang tebal bisa dimaklumi karena di situ terletak stereo speaker yang bunyinya lantang dan clear. Pixel 2 juga kan dagu sama jidatnya lebar karena alasan yang sama. Jadinya Anda tinggal pilih, mau punya hape gede dengan output suara kece seperti ini, atau pengen ponsel bezel tipis tapi harus beli bluetooth speaker lagi, hehehe.

Review kali ini sekilas saja ya, mengingat ponsel ini sudah waktunya digantikan penerusnya, dan juga mengingat Sony sudah resmi ga jualan di Indonesia. Ya intinya, Sony Xperia XZ Premium ini pantaslah diberi predikat hape dewa. Kan memang sudah diakui juga di MWC tahun lalu.

Demikian cerita saya menuntaskan kekangenan saya mencoba hape Sony lagi, saya sempat sih unbox Sony Xperia XZ1 Compact, tapi tak saya lanjut ulas karena tak dual-sim, Anda bisa lihat video unboxing dan hands-on-nya pada card di kanan atas video ini ya.

Sip, dari Kota Cimahi, Aa Gogon pamit undur diri, wassalam!

Comments

  1. Maaf om kalau kurang berkenan, tapi alangkah baiknya kalau camera untuk shooting diupgrade kualitasnya. Terganggu oleh kontras yang tidak alami..cenderung overexposure jadi kalau misal lagi pegang hp, itu warna tangannya jadi berwarna putih

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts