Review Samsung Galaxy J4, Tetep Bakal Laku Karena Ungu?



Konon, dari semua jajaran ponsel pintar yang dipunyai Samsung, hanya seri A, S, dan Note saja yang memang worth it, alias bagus.

Tiga kali menguji seri S pada S8+, S9, dan S9+ serta sekali mencoba seri A pada Galaxy A8,  plus perkenalan singkat dengan Galaxy Note FE, membuat saya setuju dengan kalimat awal tadi. Sulit mencari kekurangan produk-produk smartphone tadi, kecuali harganya yang premium saja.

Lalu bagaimana dengan seri J? Sejauh ini saya sudah mencoba J7 Core dan J7 Plus. Untuk J7 Plus saya masih banyak menemukan fitur-fitur kelas atas yang memang jadi wajar jika melihat bandrolnya. Sementara pada J7 Core saya sudah mulai bisa memilah dengan mudah, mana minusnya dan mana plusnya.

Lalu bagaimana dengan Samsung Galaxy J4 yang hanya saya uji selama sekitar 3 hari saja ini?



Saya bisa katakan bahwa smartphone ini takkan menarik minat Anda yang suka bermain game lama-lama di ponsel, yang masih memperhitungkan spesifikasi di atas kertas berbanding harga, dan sedikit bisa mengabaikan masalah layanan purna jual ya.

Betul, secara spesifikasi sih Samsung Galaxy J4 terlihat biasa saja, processor Exynos 7570 Quad-core dengan cortex A53, RAM 2 GB, serta storage 32 GB-nya jadi dapur pacu untuk display-nya yang berdimensi 5,5 inci, dengan resolusi HD 720p pada rasio 16:9.

Tapi jika Anda adalah orang yang memperhatikan masalah brand prestige, looks yang elegan, serta layar yang indah untuk dapat digunakan menikmati konten multimedia, Samsung Galaxy J4 bisa jadi masih memiliki daya tarik lebih, apalagi ada varian warna Ungu yang menurut saya jadi warna Samsung tahun ini. Ya, Ungu juga jadi andalan Samsung pada flagship mereka, S9 dan S9+ yang ternyata memang jadi warna favorit konsumen ya.

Okay, kita sudahi saja basa-basinya dan mulai masuk ke plus dan minus dari smartphone yang dibandrol Samsung seharga 2,3 jutaan ini ya. Alhamdulillah, ponsel ini sangat-sangat memudahkan pekerjaan saya karena sangat jelas apa saja titik kuat dan titik lemahnya hehe. Mari kita mulai dari kelebihannya ya.

1. Seperti saya bilang tadi, kelebihan utama ponsel ini tentu saja prestige brand-nya. Anda yang masih bujangan mungkin tak terlalu ngeh akan hal ini. Tapi coba deh datang ke acara ulang tahun anak di mana ibu-ibunya berlomba mengabadikan momen anaknya yang sedang bersosialisasi. Kalau tak iPhone, ya Samsung sih biasanya yang dipakai mereka, hehe.

Dan jangan lupakan juga bahwa Samsung punya layanan purna jual yang oke punya, tersebar hingga ke kota-kota kecil. Ini sendiri sudah jadi nilai lebih yang cukup signifikan ya, terutama bagi mereka yang memang berencana memiliki smartphone dalam jangka waktu yang panjang, bukan tukang gonta-ganti seperti saya.

2. Adalah looks-nya yang menawan, dengan kaca depan bertepian 2.5D dan warna ungu yang classy. Tidak ada kesan murahan sama sekali pada warna yang katanya identik dengan janda ini.

Selain itu, build quality-nya juga terasa solid, walau memang masih bermaterikan plastik alias polycarbonate. Saat Anda memegangnya, Anda akan segera tahu bedanya.

Bukan tak mungkin kan kalau masalah looks dan feels ini jadi kunci penentu saat pengguna yang masih galau datang ke toko offline untuk memilih apa yang akan dia beli selanjutnya?

3. Layar. Ya, layar sendiri bisa dipastikan jadi kekuatan dari smartphone keluaran Samsung. Super AMOLED yang vibrant dan sangat hidup warnanya ini dijamin bikin kesengsem mata yang melihatnya. Apalagi jika sudah terbiasa pakai smartphone dengan panel layar ini, bisa-bisa Anda takkan betah melihat layar smartphone 2-jutaan lainnya.

Walau cukup disayangkan, Samsung Galaxy J4 tidak mengoptimalkan panel layar ini dengan absennya fitur Always On Display ya.

4. Baterai yang awet dan dapat dilepas. Dengan baterai yang dapat dilepas seperti ini, Anda bisa menggunakan smartphone dalam jangka waktu yang lebih panjang. Di mana jika performa baterainya sudah menurun, cukup beli baterai pengganti saja bukan?

Daya tahan baterai berkapasitas 3.000 mAh ini sendiri sangat mumpuni untuk digunakan mengarungi hari. Dengan pemakaian aktif bermedia sosial dan kamera, sanggup melewati 36 jam dalam sekali pengisian daya, dengan Screen-on Time sekitar 4 jam adalah sesuatu prestasi yang baik. Rupanya ini tak terlepas dari processor-nya yang sudah memiliki fabrikasi 14 nm ya.

5. Slot ekspansi memory yang mandiri. Ya, Galaxy J4 ini punya dua slot micro-sim card, dan sebuah slot khusus untuk micro-SD. Jadi Anda bisa manfaatkan internal storage-nya yang cukup luas di 32 GB untuk menginstall aplikasi dalam jumlah banyak, dan file-file media disimpan di micro-SD saja.

Cocok kan buat emak-emak? Eh buat orang dengan kebutuhan social media, berfoto, dan banyak grup whatsapp maksudnya, hehe.

Untuk urusan performa, saya tak bisa memasukkannya ke kelebihan ataupun kekurangan. Performanya terasa cukup gegas walaupun RAM-nya pas banget di 2 GB. Saya betah-betah saja tuh pakai smartphone ini mendampingi dailiy driver saya. Apalagi, Galaxy J4 ini sudah didukung Samsung Experience versi terbaru, yaitu 9.0 yang sudah teruji dan terbukti nyaman saat saya pakai di Galaxy S9 lalu. Oh ya, skor Antutu-nya ada di angka 40-ribuan tebal, dan sayangnya saya tak sempat mengujinya untuk bermain game.

Kameranya sendiri sanggup menghasilkan gambar-gambar yang dapat dinikmati dengan baik, selama berada di luar ruangan atau pada kondisi cahaya cukup. Lowlights-nya sih seperti kamera hape sejutaan, payah. Kalau kamera belakangnya bisa terdongkrak performa lowlights-nya dengan penggunaan LED Flash, maka kamera depannya sudah tak tertolong lagi dalam kondisi lowlights.

Silakan bagi Anda yang mau menyaksikan sendiri hasil foto dan videonya berikut ini. FYI, videonya punya warna yang hidup, tapi tak punya stabilisasi ya.



Okeh, kamera dalam kondisi lowlight saya anggap sebagai kekurangan nomor satu deh.

Nomor duanya adalah hardware yang banyak disunat. Berikut ini adalah daftar sunatan hardware yang terjadi pada Galaxy J4 ini.
1. Sensor-sensor yang banyak ditiadakan pada smartphone ini.
2. Tidak adanya LED notifikasi
3. Tidak adanya LED Backlight untuk tombol kapasitif
4. Tidak adanya secondari microfon untuk noise cancelling

Nah sekarang lanjut ke nomor tiga ya. Minus ini lebih ke penempatan loudspeaker yang ada di punggung ponsel dan rawan tertutup saat diletakkan di atas meja, apalagi kalau sampai diletakkan di atas kasur. Dijamin suaranya terpendam deh. Sesuatu yang dipendam itu kan tidak baik, nanti bisa jerawatan lho, hahaha.

Sebetulnya kualitas loudspeaker ini masing sanat enjoyable, di mana pada volume terkencang pun tidak sampai pecah suaranya, namun untuk power dan detailnya memang tergolong rata-rata saja.

Kekurangan nomor empat adalah posisi slot simcard-nya yang terhalang oleh baterai. Jadinya untuk berganti nomor, kita harus mematikannya dulu agar aman untuk melepas baterainya. Atau dengan kata lain, simcard-nya ini tidak hot swapable ya.

Kekurangan nomor lima dan jadi terakhir dalam daftar yang saya buat ini adalah kekurangan paling krusial dari smartphone ini. Ya, tidak adanya sensor sidik jari alias fingerprint scanner adalah sesuatu yang terasa menjengkelkan ketika semua ponsel dua jutaan dari brand lain sudah memilikinya. Bahkan hape sejutaan saja sudah pada punya.

Walau cukup terbantu dengan tombol home yang bisa digunakan untuk menyalakan layar sebelum kita membuka kuncinya, tapi tetap saja rasanya akan jauh lebih ringkas apabila memakai fingerprint scanner ya.

Nah, bagaimana menurut Anda setelah melihat daftar kelebihan dan kekurangan dari ponsel ini? Tetep maju tak gentar karena sudah kesengsem dengan warna ungunya? Atau mundur teratur dan memilih bersabar menunggu yang ghoib? Pilihan saya kembalikan kepada Anda ya.

Namun, jika Anda bingung ingin memilih antara Galaxy J7 Core atau Galaxy J4 ini, saya bisa dengan tegas menyarankan Anda untuk meminang Galaxy J4 saja. Terasa lebih gegas, dan juga tampilannya sudah jauh lebih kekinian.

Itu saja yang bisa saya sampaikan dari perkenalan singkat saya dengan Samsung Galaxy J4 ini. Walau memang tak bisa dikatakan punya price-to-spec comparison yang baik, entah kenapa saya yakin produk ini akan laku-laku saja di pasaran.

Karena rasa-rasanya orang yang ingin membelikan smartphone untuk orang tua, anak sekolah, dan pengguna smartphone pemula lainnya, bisa jadi lebih cocok dengan brand dan layanan purna jualnya ya daripada mengejar spesifikasi dan harga.

Ini pendapat saya saja ya, bukan fakta, jadi sangat debatable. Bisa jadi pendapat Anda akan berbeda, dan mari belajar saling respek walau berbeda suara. Hehe.

Okay sip, penonton yang smart, saya sudahi dulu ulasan kali ini, dari Kota Cimahi, Aa Gogon pamit undur diri, wassalam!

Comments

Post a Comment

Popular Posts