Maka Tidak, Kami Tidak Boleh Menyerah dengan Angka-angka Itu!

Ya, saat ini saya adalah seorang karyawan dari sebuah perusahaan startup yang bergerak di bidang e-commerce.

Bagi Anda yang tidak tahu startup itu apa, saya teramat sangat maklum koq. Pengalaman pada saat silaturahmi Lebaran lalu saja, kepada setiap orang saya harus menjelaskan dengan tiga hingga lima kalimat panjang hingga mereka berkata "Oooh...", yang saya tahu artinya ada dua, antara sedikit mengerti atau tidak mau lagi memperpanjang percakapan, ha.. ha..

Ketika tulisan ini saya buat, kami di kantor baru saja menyelesaikan dua sesi meeting untuk perencanaan launching e-commerce kami, di mana di dalamnya termasuk angka-angka target jumlah end-user atau pelanggan perorangan yang harus diakuisisi hingga akhir tahun nanti.

Angka yang sungguh sangatlah fantastis, jika saya tidak boleh menyebutnya sebagai angka yang berat untuk dapat kami capai. Lima ratus ribu pelanggan baru adalah sebuah tantangan yang sungguh ambisius. Namun, seberapapun ambisius angka itu, kami tetap mencoba melihatnya sebagai sebuah tantangan, bukan hanya mimpi kosong, apalagi jadi rintangan untuk dapat kami nikmati proses di dalamnya.

Saya bukanlah orang yang terlalu religius, tapi pengalaman hidup selama ini membuat saya percaya bahwa pertolongan-Nya bisa datang dari berbagai jalan, termasuk yang tak pernah kita duga sama sekali. Bahkan, terkadang baru datang satu langkah menjelang saat di mana putus asa menghentikan harapan kita.

Dahulu kala, di pekerjaan sebelumnya, pernah suatu kali para karyawan diberi target besar, dalam satuan Rupiah jumlahnya mencapai miliaran. Saya ingat persis, kala itu menjelang akhir tahun pencapaian yang kami raih waktu itu baru menginjak seperempatnya saja. Kami sudah hampir angkat tangan itu, sudah berusaha untuk rela pekerjaan berat di tahun itu tak berbalas dengan bonus akhir tahun.

Tapi Allah berkehendak lain, sebuah kesempatan datang. Satu project closing, yang jika dihitung, maka nilai totalnya bukan lagi seperempat dari target tahunan kami, melainkan dua kali lipat target tahunan! Bayangkan, kami yang sudah hampir menyerah dengan pencapaian 25% saja dari target, malah menutup tahun dengan hasil yang positif.

Dulu, saya tidak menyerah. Deretan angka-angka fantastis tahun ini pun tidak akan membuat saya menyerah. Sekali-kali tidak!

Karena jika saya menyerah, maka apa yang sudah saya kerjakan selama ini tinggallah sia-sia. Mimpi besar saya membawa perubahan yang berarti bagi masyarakat Indonesia takkan terwujud. Dan idealisme yang selalu saya koar-koarkan selama ini akan diingat sebagai bualan dari seseorang yang bermulut besar semata.

Dari awal saya bergabung dengan startup ini, saya punya sebuah mimpi sederhana. Saya ingin menjadi contoh nyata bagi teman-teman di sekitar saya, baik yang mengenal saya melalui tatap muka, maupun yang bersua di dunia maya. Saya ingin tunjukkan kepada mereka yang sehari-hari acapkali menuliskan di akun socmednya keluhan-keluhan tentang beratnya hidup di ibukota, kemacetan yang makin merajalela, kebahagiaan yang kian hari kian mahal saja.

Saya ingin tunjukkan, tak harus di ibukota pun kita bisa hidup bahagia, dengan penghasilan yang cukup bahkan untuk memulai hidup berkeluarga.

Saya hendak contohkan, tak selalu di ibukota kita bisa berkarya, terus berkarya hingga hasil karya kita bisa dirasakan dampak nyatanya ke seantero bangsa.

Saya tegaskan, tak mesti berjuang dalam desakan kemacetan di ibukota untuk kita bisa mencari lapangan pekerjaan yang mampu menafkahi keluarga.

Dan saya masih harus buktikan terus, dengan semakin menjamurnya e-commerce di Indonesia, pintu rezeki jutaan rakyat Indonesia semakin terbuka, dan tidak hanya di ibukota. Jika bukan pemerintah yang mulai melakukan desentralisasi, mengapa tidak kita saja para laskar sarat karya ini yang bergerak mengubah keadaan?

Hingga saat ini, perusahaan kami mempunyai dua buah kantor. Sebuah head office yang terletak di sebuah pusat perkantoran di Bintaro CBD, di mana sebagian besar karyawan head office berdomisili di Tangerang Selatan. Teman-teman kami di Bintaro setiap harinya pergi berkarya tanpa harus menjadi penyumbang kemacetan di ibukota.

Mulai pertengahan tahun lalu, kami berhasil setup sebuah kantor development di Bandung. Dalam proses rekrutmen yang cukup besar waktu itu, banyak sekali pelamar yang datang dengan kondisi saat itu sudah memiliki pekerjaan di ibukota. Kebanyakan dari mereka rela menerima gaji yang lebih kecil, asal bisa mendapatkan sumber penghasilan di kampung halamannya. Sungguh bukan hal yang mudah melakukan seleksi kepada mereka yang datang dengan harapan bisa meninggalkan ibukota dan bekerja dekat dari rumah dan keluarga mereka. Apalah daya, kemampuan kami menyerap tenaga kerja pun masih terbatas.

Logika saya serasa mendapatkan sebuah jawaban sederhana. Bahwa angka-angka target tahunan yang fantastis pastilah memerlukan tambahan tenaga untuk bisa dicapai, yang artinya makin banyak harapan terbuka bagi mereka yang ingin pulang dari hiruk pikuknya Jakarta.

Dan seandainya target ini tercapai, dan perusahaan ini semakin besar, maka mimpi saya akan semakin terwujud nyata. Makin banyak pula jumlah tenaga kerja yang terserap hingga putra-putra daerah ini tak perlu ikut menambah jejalnya kepadatan ibukota.

Maka tidak, kami tidak boleh menyerah dengan angka-angka itu.

Bekerja di perusahaan startup mungkin rasanya lebih berat, sebutlah berdarah-darah jika saya harus sedikit berhiperbola. Tapi begitupun yang terjadi di banyak perusahaan startup sukses di saat mereka belum mendapatkan gelontoran dana para investor.

Dan kami mungkin jauh lebih beruntung, di fase development ini saja ide bisnis kami sudah menarik beberapa pihak yang punya nama besar untuk turut bergabung. Lebih beruntung lagi karena kami punya role model dari startup-startup sukses yang bisa kami pelajari pengalaman mereka membangun bisnisnya.

Bayangkan jika perluasan bisnis perusahaan ini membuatnya harus membuka cabang-cabang lainnya di kota-kota di Indonesia. Makin banyak pulalah anak-anak bangsa yang bisa berkarya memajukan daerahnya, bukannya pergi menempa diri dalam kerasnya perjuangan bertahan hidup di ibukota.

Maka tidak, kami tidak boleh menyerah dengan angka-angka itu.

Karena kami tahu, kewajiban kami adalah berjuang dan berusaha sekuat tenaga, sementara hasil adalah domain dari Yang Maha Kuasa. Karena jika niat kita sudah mulia, yakinlah pertolongan-Nya bisa datang dari mana saja.

Bayangkan jika suatu hari nanti kita bisa melihat seorang ibu berlinang air matanya, terisak haru dalam bahagia saat mengetahui anaknya lolos seleksi dan diterima bekerja di Paybill Indonesia. Bayangkan jika kelak orang lebih merasa bergengsi untuk bekerja di sebuah e-commerce kenamaan Indonesia yang memfasilitasi pembayaran tagihan yang mudah, daripada bekerja untuk perusahaan multinasional semacam Unilever ataupun Nestle.

Dan bayangkan juga jika ternyata semua itu harus sirna karena kami menyerah pada hari ini, pada angka-angka ini. Maka tidak, kami tidak boleh menyerah dengan angka-angka itu.

Comments

  1. Masih gagal faham om ttg star up. Tapi kayaknya menarik

    ReplyDelete
  2. mantap om, startup paybill ? bayangan saya adalah menyatukan pembayaran semua tagihan jadi 1 lembar tagihan saja. apapun itu, 5 tahun pertama startup pastilah berdarah darah. sukses buat anda dari saya buruh ibukota

    ReplyDelete
  3. mantap om, startup paybill ? bayangan saya adalah menyatukan pembayaran semua tagihan jadi 1 lembar tagihan saja. apapun itu, 5 tahun pertama startup pastilah berdarah darah. sukses buat anda dari saya buruh ibukota

    ReplyDelete
    Replies
    1. idenya begitu Om :)
      Thanks doanya, sayapun bekas buruh ibukota hehe

      Delete
  4. inspiratif om, mantep ~ ane juga mempunyai mimpi punya startup sendiri setelah berpengalaman kerja jadi karyawan di perusahaan IT konsultan dulu hehehe :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya di IT Konsultan 2 tahun, lanjut di perusahaan cloud computing 6 tahun (walau kadang kantornya masih ambil proyekan/jadi konsultan) :D

      sukses om..

      Delete
  5. Serius aa Saya masih gagal paham yg di maksud dgan startup...☺,kasih gambaran yg simpel dung...hihi

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts