Review Luna G Indonesia, Alternatif Baru Buat Pemerhati Spesifikasi



Sudah beberapa minggu terakhir saya sering melihat iklan pre-order smartphone Luna G di beberapa e-commerce lokal. Yang ditawarkan kali ini terasa lebih menggiurkan daripada saat Luna V dijual pada level harga tinggi dengan spesifikasi yang bisa dibilang sudah mulai usang, processor 32-bit. Ya, meskipun Luna G tak lagi mengusung processor kelas atas dari Qualcomm, dan berpindah ke processor seri menengah besutan Mediatek, tetapi menurut saya spesifikasinya sudah lebih kekinian.

Coba kita lihat spesifikasi yang tercetak di bagian belakang kotak kemasan penjualan dari Luna G ini.

Spesifikasi Luna G55:

  • Processor Mediatek Helio P10
  • RAM 4 GB
  • Internal Memory 32 GB
  • Kamera 13 MP + 5 MP
  • Android 6.0 Marshmallow
  • Layar 5,5 inci IPS Full HD
  • Baterai 4.000 mAh
  • Fingerprint Scanner
Bagaimana, menarik bukan kalau sepintas melihat angka-angka besar yang ditawarkan? Yang paling menggiurkan bagi saya sih RAM-nya yang 4 GB. Dengan harga Rp 2.699.000,- sudah dapat RAM sebesar itu, rasanya sulit untuk bilang ini nggak tempting.

Alhamdulillah, lagi-lagi saya tak perlu membelinya untuk dapat mengujinya. Evercoss sebagai pihak yang mendistribusikan produk dari brand Luna di Indonesia, meminta saya untuk mengulas smartphone ini. Sempat bertanya soal fee untuk review, saya sampaikan bahwa cukup mengirimkan produk smartphone-nya saja untuk dapat saya buatkan review, biarlah fee-nya nanti saya dapat dari hasil menjual kembali ponsel bekas review-nya.



Unboxing Luna G Indonesia

Saat paket Luna G datang, saya cukup heran kenapa ada tulisan Korea di bagian muka dusnya. Ternyata Luna ini bukan brand lokal milik Evercoss, melainkan brand global yang konon diproduksi oleh Foxconn, dan di Indonesia dibantu oleh Evercoss untuk proses sertifikasi TKDN dan penjualannya.



Kotak kemasannya sendiri berwarna coklat buram khas karton daur ulang. Yang cukup berbeda adalah Luna G menuliskan spesifikasinya sedemikian detail pada bagian belakang kardus. Ya, hingga adanya LED notifikasi, daftar sensor-sensor, hingga dukungan multi touch 10 titik dan support USB OTG pun ditulis, satu hal yang jarang sekali ditemukan pada kemasan produk smartphone lain.

Di dalam kemasannya, Luna G sudah menyertakan sebuah hardcase bening dan screen protector. Sebuah headset tak lupa hadir menemani kepala charger dan kabel data. Cukup lengkap ya!

Begitu saya melepaskan ponsel Luna G dari plastik buram yang menyelimutinya dalam kemasan, saya merasa sangat familiar dengan tampilannya. Ya, betul, memang kebanyakan smartphone jaman sekarang desainnya mirip-mirip, gitu lagi gitu lagi. Namun, jika boleh merujuk pada produk lain, penampakan Luna G ini sangatlah mirip Meizu M3 Note. Perbedaannya ada pada sekeliling pinggirannya yang lurus dan dibatasi dua buah chamfered metal, tak seperti M3 Note yang membulat.

Luna G nampak cukup tebal, mungkin untuk mengakomodasi baterainya yang berkapasitas 4.000 mAh. Jadinya, ponsel ini mirip dengan Meizu M3 Note saat dilihat, namun terasa seperti Xiaomi Redmi 3X saat digenggam.

Penempatan bagian per bagiannya juga sangat umum. Tombol power dan volume rocker di sisi kanan, sim-tray di sisi kiri, port audio 3.5 mm dan noise cancellation mic di sisi atas. Pun demikian di sisi bawah yang terdapat port micro-USB serta dua set speaker grille yang salah satunya untuk microfon.

Yang saya uji ini adalah varian warna Silver, backcover-nya memiliki pola brushed metal pada bagian yang terbuat dari logam. Dua buah list chrome memisahkan bagian ini dengan bagian plastik yang berguna untuk memudahkan penerimaan sinyal. Setup kamera dan dual-tone LED flash-nya lagi-lagi mengingatkan saya pada Meizu M3 Note. Turun sedikit, ada logo Luna tercetak di sana.

Di bagian depan, terpampang layar berukuran 5,5 inci dengan resolusi Full HD. Kamera depan, earpiece, proximity sensor, serta LED notifikasi ditempatkan di atasnya. Sementara di bawahnya ada tombol fisik sekaligus fingerprint scanner. Tombol ini juga berfungsi untuk menyalakan layar, dan sebagai tombol home. Tidak ada tombol kapasitif pada ponsel ini. Ya, Luna G menggunakan on-screen navigation.


Luna G dalam Pemakaian Sehari-hari

Saya sangat senang ketika mendapati Luna G menggunakan on-screen navigation. Dan bertambah pula kesenangan saya saat ternyata ponsel ini menggunakan OS Android yang dapat dibilang stock version. Tidak ada kustomisasi apa-apa, yang juga berarti tidak perlu mengatur apapun agar aplikasi dapat menerima notifikasi terus menerus.

Itulah yang saya suka dari stock Android, tidak perlu mengatur autostart dan mengunci aplikasi di recent apps agar saya bisa terus menerima pesan yang dikirimkan kepada saya. Juga kita tak perlu mengatur batas besaran download agar dapat segera dimulai. Semuanya berjalan selayaknya bagaimana Android dirancang. Simple, dan tetap ringan.

Satu hal yang kadang masih membuat kagok adalah penggunaan tombol home di bawah layar. Maksudnya begini, saya seringkali mencoba menekan area kosong di samping tombol home saat mencari tombol back, karena kan memang umumnya tombol home fisik selalu ditemani tombol kapasitif di kiri dan kanannya. Namun seiring waktu, saya pun segera terbiasa dengan navigasi ganda dari Luna G.

Tombol home ini baru akan memindai sidik jari kita saat layar dalam kondisi menyala. Jadinya, untuk membuka kunci layar, selain jari kita harus menempel pada tombol ini, perlu juga ditekan agar dapat bekerja. Akurasinya sendiri cukup baik, tergolong jarang gagal, dan waktu yang diperlukan untuk membuka kunci layar terbilang sangat singkat.

Beralih ke sisi jeroan, processor seri Helio P adalah jajaran processor Mediatek yang masih bisa saya nikmati penggunaannya. Processor ini memiliki processing power yang cukup, serta konsumsi daya yang tak berlebihan. Saya lebih suka seri Helio P ini daripada Helio X yang borosnya gak ketulungan.




Untunglah Luna G memilih Helio P10 sebagai dapur pacunya. Dengan pemakaian yang cukup intens, saya bisa menggunakan Luna G ini menembus satu hari satu malam dalam pengisian daya, dengan Screen-on Time sekitar 4,5 jam yang tergolong besar untuk gaya pemakaian saya, Tak bisa dibilang hemat-hemat banget memang, karena seharusnya baterai 4.000 mAh mampu memberi lebih dari itu. Namun setidaknya kita bisa tenang bepergian seharian tanpa harus membawa powerbank.




Luna G mampu menerima arus sekitar 1,7 A pada tegangan 5v, sehingga butuh waktu lebih dari dua jam untuk mengisi baterai dari kondisi 5% hingga penuh.

Dengan RAM 4 GB, multitasking sama sekali tak menjadi masalah buat Luna G. Saya tak pernah menutup aplikasi yang berada di recent apps karenanya.

Skor Antutu Benchmark - Luna G55
Skor Antutu Benchmark - Luna G55


Diajak bermain game-game favorit saya, Luna G mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Gaming dalam waktu yang cukup lama membuat ponsel ini terasa hangat. Hangatnya masih tergolong wajar, terlebih smartphone ini memang memiliki backcover logam yang membuat perubahan suhu mudah dirasakan oleh tangan kita.

Kelengkapan sensor pada Luna G membuatnya dapat digunakan untuk keperluan VR. Sehingga, menurut saya mobile gamer tak akan menemui masalah berarti jika menggunakan smartphone ini.



Layar dari Luna G ini masuk ke kategori sangat baik di kelasnya. Kerapatannya sangat cukup, saturasi warnanya terlihat natural, dan memiliki kecerahan layar yang baik. Sudut pandangnya pun luas. Border hitam di sekelilingnya pun sangat tipis, sehingga tak mengurangi nilai estetika tampilannya.

Sayangnya layar yang baik ini tak diimbangi oleh loudspeaker dari ponsel ini. Jadi mungkin kenikmatan Anda menonton video dapat sedikit terganggu apabila membutuhkan volume suara yang kencang. Ya, saat volume-nya mulai kencang, suara yang dihasilkan oleh speaker-nya mulai pecah. Saat volume sudah maksimal, maka kentara sekali suara yang dihasilkan tidaklah halus. Hadirnya fitur sound enhancement pun terasa tak membantu. Dan ini berlaku juga saat menggunakan earphone, rasanya suaranya datar sekali.

Untunglah saya melihat di beberapa toko online, Luna G ini dijual bundling dengan bluetooth speaker JBL Go yang menurut saya kualitasnya baik. Jadi saran saya, jika Anda membeli Luna G sepaket dengan JBL Go, maka sebaiknya jangan jual speaker ini, Anda akan membutuhkannya. Percaya deh, hehehe.


Kamera Luna G

Interface aplikasi kamera bawaan Luna G sangatlah standar. Pun begitu dengan fitur-fitur yang dimilikinya. Tak ada mode manual yang dapat dipilih.

Namun begitu, kualitas kamera utama Luna G yang beresolusi 13 Megapixels ini dapat diandalkan koq. Autofokusnya cepat, hasilnya tajam, dan jarak fokus minimalnya terbilang sangat dekat. Tapi ada syaratnya, yaitu kondisi pencahayaan harus cukup, hehehe. Pada kondisi lowlightsnoise cukup kentara terlihat, dan ketidakhadiran mode manual membuat kita tak bisa melakukan usaha ekstra untuk menghasilkan gambar yang lebih baik.

Kamera depannya pun demikian, asalkan cahaya cukup, hasilnya baik. Mungkin Anda tak boleh berharap banyak untuk bisa selfie nan mengkilap pada kondisi temaram, karena tak ada bantuan LED flash atau layar yang menyala putih untuk membantu pencahayaan kamera yang beresolusi 5 Megapixels ini. Beautification mode hadir untuk membantu Anda sedikit melupakan permasalahan hidup, ha.. ha..

Untuk video, kamera dari Luna G ini cukup dapat diandalkan. Ada juga fitur EIS yang sebetulnya hanya memperlambat gerakan saja, terbukti dari suara yang juga ikut melambat.

Hasil foto menggunakan kameranya saya sertakan pada artikel berikut ini. Silakan disimak baik-baik.


Apa Kata Aa tentang Luna G

Terlepas dari siapa yang memproduksi Luna G, apakah brand global atau bukan, overall ponsel ini cukup menjanjikan. Ya, smartphone ini bisa jadi alternatif di kisaran harga dua sampai tiga juta Rupiah, bagi Anda yang bosan dengan custom UI dan ingin merasakan pengalaman pure Android.

Dengan berbagai spesfikasi yang sengaja ditonjolkan, sepertinya Luna G memang membidik pasar online di mana segmen ini biasanya sangat memperhatikan perbandingan antara harga dan spesifikasi yang diberikan.

Kelebihan dari Luna G adalah build quality yang baik, layar yang istimewa, RAM besar yang mendukung performa dan multitasking yang smooth, serta kelengkapan paket penjualan yang komplit. Kekurangannya justru ada pada sisi multimedia, khususnya sektor audio dan kamera pada kondisi lowlights.

Nah, dengan kelebihan dan kekurangan yang sudah saya sebutkan tadi, Anda tinggal mencocokannya dengan kebutuhan dan budget Anda. Simple kan?



Saya sendiri cukup merekomendasikan smartphone ini, tidak ada kekurangan fatal yang terdapat pada Luna G. Selain itu, saya juga berharap Luna terus menggelontorkan produk-produk barunya dengan variasi yang lebih banyak, agar konsumen di tanah air semakin mempunyai pilihan yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya.

Demikian review dari saya untuk Luna G, terima kasih!

Comments

  1. sisi positif hp adalah garansi resmi & stock androidnya
    sisanya akan kurang menarik jika disandingkan dengan redmi note4x (snapdragon625)

    ReplyDelete
  2. tapi garansi resmi pasti harga lebih mahal

    ReplyDelete
  3. thank you review lengkapnya

    salam,
    myfoottrip dot com

    ReplyDelete
  4. dan saya baru beli.. 😄😄

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts