Review Honor 10, The Perfect 10?



Another Dream Come True, ya Honor 10 adalah smartphone yang sudah saya tunggu-tunggu untuk diunbox dan direview.

Tapi kali ini ada yang berbeda, karena sekarang sudah hadir resmi di Indonesia melalui kerjasama Honor Global dan Icool International Indonesia.

Anda bisa mendapatkan smartphone kece yang satu ini di harga 7 juta kurang seribu Rupiah. Atau kalau ngga mau rugi, bisa ikut pre-ordernya supaya dapat voucher diskon 500rb + bluetooth earphone yang kurang lebih harganya 500-600 ribuan itu.

Ya, dengan jalan pre-order maka harganya bisa mirip dengan harga jual Honor 10 ini di negeri tetangga, namun dengan jaminan garansi lokal.



Sisi yang paling menarik dibahas dari ponsel ini pastinya ada di sisi belakang alias backcovernya. Buat yang belum pernah mencoba seri flagship-nya Honor sebelumnya, bisa jadi ini adalah hal yang baru ya. Refleksi cantik berkat proses produksi khusus untuk menghasilkan lapisan-lapisan yang menimbulkan efek optik menawan ini sejatinya sudah hadir koq di Honor 8 maupun Honor 9.

Bedanya, pada varian warna Phantom Green dan Phantom Blue keindahan ini makin nyata berkat gradasi warnanya yang saya yakini tak lama lagi akan banyak diikuti oleh ponsel lain.

Yang saya pakai dalam video ini sih warna Glacier Grey, yang lebih terlihat seperti warna silver yang condong ke biru langit.

Perbedaan dari Honor 9 sebetulnya tak terlalu mencolok terlihat, kecuali ketika layarnya dinyalakan. Ya, Honor 10 sudah hadir dengan layar yang lebih kekinian, dengan rasio memanjang 19:9 dan notch di atasnya.

Pada notch ini, Honor masih bisa menempatkan kamera depan dengan resolusi besar di 24 Megapixels, lalu ada earpiece, dan proximity serta ambience sensor. LED notifikasi turut hadir, ukurannya kecil saja, dan posisinya di pojok kiri atas dari notch ini. Seperti biasa, notch ini bisa disamarkan dengan menjadikan kedua pojok layar ini menjadi hitam. Memang dengan panel IPS ini, warna hitamnya tak bisa terlalu pekat sehingga masih terlihat cukup berbeda.

Yang sangat saya apresiasi dari layar Honor 10 ini adalah kemampuannya untuk tetap terlihat dengan kontras yang baik, meskipun di bawah terik sinar matahari. Sementara dimensinya yang cukup compact di 5,84 inci saja, menurut saya sangat enak ketika digenggam maupun dimasukkan ke dalam saku celana. Walau untuk gaming, rasa-rasanya lebih besar lebih nyaman ya.

Honor 10 pun masih memiliki infrared blaster di sisi atas, serta port audio 3,5 mm di sisi bawah. Dua kelengkapan yang masih saya butuhkan untuk hadir di smartphone yang saya gunakan sehari-hari.

Di sisi bawahnya, ada loudspeaker yang tak kalah baiknya dengan milik Honor 9 dulu. Yap, saya masih sangat bisa menikmati lantunan musik kala didendangkan melalui loudspeaker ini. Jika tak butuh power berlebih sih, saya rasanya tak perlu pakai bluetooth speaker deh. Mau dengar suaranya? Boleh, nih saya putarkan sedikit lagu ya.

Untuk sektor multimedia ini, Honor 10 nampaknya memang akan bisa memuaskan penggunanya. Dan hal ini termasuk kameranya yang punya kualitas di atas rata-rata. Hasil foto kameranya tergolong baik dan tajam, namun memang nada warnanya terlalu vivid, atau terlalu gonjreng buat sebagian orang. Dan ini tak cuma berlaku di foto, hasil videonya pun sama.

Lowlights masih bisa menghasilkan gambar yang baik, walau tone warnanya jadi agak pucat.

Performa dalam pengambilan gambar maupun perekaman video sih tidak ada masalah, karena jeroannya sudah mumpuni banget. Fitur AI juga hadir, di mana kamera dari Honor 10 ini akan menawarkan settingan yang sudah dioptimasi untuk kondisi-kondisi tertentu yang dikenalinya. Asyiknya adalah, jika fitur AI ini dinyalalkan, Honor 10 akan menyimpan dua buah gambar, yang satu adalah gambar yang sudah diproses dengan algoritma AI miliknya, dan satu lagi adalah gambar asli yang belum disentuh. Jadinya nanti kita bisa pilih setelah gambar diambil ya.

Hal yang sama berlaku juga untuk foto bokeh yang diambil menggunakan mode wide aperture. Setelah gambar diambil, kita masih bisa mengatur posisi fokus maupun kadar blur pada bagian yang tak mendapat fokus.

Berbagai mode kamera hadir dengan lengkap pada Honor 10 ini, termasuk mode manual yang sangat lengkap, lalu ada AR Lens, dan tak lupa slow motion yang bisa merekam video dengan perlambatan 16x atau tepatnya pada 480 fps. Satu hal lagi yang saya dapatkan setelah update system terakhir adalah handheld night shoot mode, yaitu mode pengambilan gambar pada kondisi cahaya redup yang memungkinkan kita mengambil gambar yang tetap terang dengan memperlambat shutterspeed, namun bisa dilakukan dengan stabil tanpa menggunakan tripod.

Bagi Anda yang belum tahu, kamera utama Honor 10 ini beresolusi 16 Megapixels, yang dibantu kamera kedua yang bersensor monokrom dengan resolusi lebih tajam di 24 Megapixels. Dua-duanya memiliki bukaan lensa yang lebar di f/1.8. Jika Anda mau tahu kenapa hasil gambarnya gonjreng, ya ini dia alasannya, perpaduan kamera RGB dan Black and White. Mantap!

Silakan disimak hasil foto dan video dari Honor 10 ini, dan setelah ini kita akan bahas apa lagi yang dibawa oleh system update yang baru saya dapat 3 hari setelah Honor 10 ini rilis resmi di Indonesia.



Yap, seperti janji saya tadi, saya akan bahas ada apa sih sebetulnya pada system update terakhir yang diterima oleh Honor 10.

GPU Turbo, apakah Anda pernah mendengar atau membaca istilah ini?
Jadi ini adalah optimasi yang diberikan Huawei dan Honor, sejauh ini yang saya tahu baru ada di processor HiSilicon Kirin 970 dan 710, untuk meningkatkan performa GPU-nya sekitar 60%, namun dengan konsumsi daya yang lebih rendah sekitar 30%. Terdengar menggiurkan ya!

Namun pada prakteknya, fitur ini masih terbatas pada penggunaan aplikasi tertentu. Semisal untuk gaming, yang sudah support di Honor 10 saat ini adalah Mobile Legends, dan juga PUBG.

Wow PUBG! Atuh serasa pucuk di cinta, Yuriva pun tiba ini mah haha. Kebetulan sejak bulan puasa kemarin, Aa senang bermain PUBG. Dan sebelum ada update GPU Turbo inpun saya sudah maen PUBG di Honor 10, dan so far lancar-lancar saja dengan setting grafis mentok kanan.

Yang saya sasar sih lebih ke soal penghematan dayanya. Ya, karena dengan pemakaian gaming sekitar 1 jam sehari dan total screen-on time hingga 4 jam, Honor 10 baru mampu bertahan dari pagi hingga malam saja. Jika mau bertahan selama 24 jam, baru bisa tercapai saat saya sibuk di kantor, jarang buka hape, dan dibantu oleh koneksi wi-fi kantor.

Setelah update GPU Turbo ini, terasa ada perbaikan yang mana membuat saya happy pastinya. Karena update ini juga berimbas ke performa kamera yang lebih baik lagi.

Soal performanya Honor 10 sih tak usah diragukan, jeroannya kira-kira sama dengan Honor View 10 maupun Huawei P20 atau P20 Pro. Skor Antutu-nya 200-ribuan, dan sudah lebih dari cukup supaya kepake sama saya.

Perbaikan yang bisa dilakukan lebih ke daya tahan baterai, yang mana sebetulnya adalah konsekuensi dari size smartphone ini yang compact, sehingga kapasitas baterainya ada di 3.400 mAh. Selain itu paling fingerprint scanner-nya yang underglass, walau secara estetika memang lebih indah, namun dalam prakteknya kadang membuat saya kurang pas dalam meletakkan jempol saat hendak membuka kunci layar.

Sisanya sih TOP banget lah Honor 10. salut buat Honor yang berani langsung memasukkan flagship mereka ke Indonesia. Dan harganya itu lho, tergolong murah untuk kelas flagship mah ya.

Asli racun, untung saya punya satu. Jadi ga cuma mupeng doang, heuheu.

Demikian cerita saya kali ini, dari Kota Cimahi Aa Gogon pamit undur diri, wassalam!

Comments

Popular Posts