Review Infinix Smart 3 Plus, Afgan Aja Kalah Sadis?

Kalau saat ini Anda sedang mencari smartphone untuk dijadikan simpanan, cadangan, selingkuhan, atau apapun lah namanya yang jelas sebagai hape kedua mendampingi hape utama Anda, maka Anda wajib memperhitungkan Infinix Smart 3 Plus ini.

Kenapa? Ya, kenapa tidak. Hehe.



Dengan harga Rp1.199.000 melalui flash sale di Lazada, maka Anda akan mendapatkan sebuah smartphone paket lengkap.

Layar kekinian dengan waterdrop notch, dijamin takkan ada yang menyangka harganya murah. Kerapatan cukup, warna juga bagus, tidak washed out.

Baterai 3.500 mAh, yang kalau dijadikan hape kedua saja, dengan Whatsapp dan Instagram yang sesekali dibuka, nyatanya hape ini bisa bertahan lebih dari 2 hari 2 malam. Ya, memang jadinya banyakan idle. Namanya juga hape kedua.

RAM 2 GB cukup lah buat buka beberapa aplikasi selain games. Storage 32 GB tergolong besar untuk harganya. Tak cukup? Ada slot khusus micro-SD yang tak mengganggu dua slot nano-sim pada hape ini. Dan kerennya lagi, micro-SD bisa diformat sebagai internal storage kalau Anda maksa.

Koq maksa? Ya atuh da dengan processor dan besaran RAM segini, saya pikir nginstall aplikasi di sisa storage sekitar 24GB sudah lebih dari cukup. Micro-SD mah buat simpan file multimedia saja lah. Silakan nasihat saya ini diikuti, tapi kalau tetep maksa, ya saya bisa apa. Saya kan ga suka maksa, enakan suka sama suka, halal dan dengan restu orang tua hehehe.

OS-nya juga kekinian, sudah Android Pie dengan balutan kustomisasi XOS 5.0 Cheetah.

Nah untuk custom UI ini, secara fungsi menurut saya OK, banyak mengadaptasi hal-hal positif dari custom UI lain yang lebih tenar. Semisal ada quick panel yang tinggal diswipe dari sisi kanan, kaya di layar Edge-nya Samsung, walau terakhir saya lihat ColorOS 6 juga pake fitur ini.

Beberapa bloatware bisa kita temukan pada XOS ini, saran saya uninstall atau disable saja lah, daripada menuh-menuhin jendela notifikasi. Ya, beberapa aplikasi senang menampilkan artikel yang kurang relevan sih di notifikasi, yang paling ganggu sih tetep, Phoenix Browser.

Balik ke hardware lagi, jangan lupakan fingerprint scanner Infinix Smart 3 Plus yang saya nilai akurat, meski tak terlalu cepat. Ingat, di harga segini, ini bisa dibilang sebuah fitur mewah.

Face unlock juga hadir, akurat juga dengan catatan kondisi cahaya cukup. Kalau lebih redup, biasanya prosesnya pun lebih lama ya.

Jangan lupakan kemewahan lainnya, yaitu triple AI camera di belakang. Walau satu lensa hanya berfungsi sebagai night mode sensor, namun pada prakteknya ini memudahkan kerja AI smartphone ini untuk mendeteksi pencahayaan pada scene yang dibidik.

Secara otomatis mode kamera akan masuk ke night mode, yang sayangnya tidak terlalu banyak membantu karena kecepatan rana tidak banyak diperlambat untuk mengumpulkan lebih banyak cahaya.

Lensa kedua yang berfungsi sebagai depth sensor bekerja cukup baik untuk mode portrait. Hasilnya lebih baik dari mode portrait kamera depan yang hanya bekerja dengan satu lensa.

Overall, kualitas hasil foto dari kamera belakang Infinix Smart 3 Plus ini OK lho. Setidaknya untuk level harganya. Saya suka tone warna dan ketajaman yang dihasilkan saat cahaya ideal.

Agak kurang di masalah dynamic range saat kontras ekstrem, hal ini saya maklumi untuk level harganya. Mode HDR pun hanya sedikit memberikan bantuannya.

Untuk selfie, ada satu syarat agar hasilnya tajam, yaitu jaraknya harus pas, karena kameranya kan fixed focus. Saat jarak pas sih saya suka detailnya yang asli. Beautification pun masih sebatas wajar, tidak lebay. Bokeh dengan kamera depan cukup rapih, kecuali di bagian detail rambut-rambut halus.

Untuk perekaman video, langsung saja dinilai pada test vlogging yang berikut ini ya.




Pasti penonton ingin tahu ya performa gamingnya? Ya dengan Mediatek Helio A22, GPU PowerVR Rogue GE8300 dan RAM 2GB, buat PUBG masih playable koq.

Playable, but less enjoyable. Graphic maksimal di Balanced, dengan framerate Medium. Dan kalau mau enak, mending maen di rata kiri hehe.

Ya masa hape kedua mau dijadikan gaming machine, paling saya pakai main game saat darurat saja, atau saat hape utama lagi dicharge.

Gameplay masih cukup enak, tapi kalau looting dan geser2 pandangan secara cepat ya terasa agak berat. Kalau punya scope dan main aman, bisa lah sampai 10 besar. Tapi kalau sudah 1-on-1, keteteran heuheu.

Yang paling bener sih ya memang buat hape whatsapp nomor yang banyak grupnya kayak saya saja. Dan sesekali dipake nonton youtube. Selain batrenya cukup, layar OK buat nonton, suara juga ngga malu-maluin, walau kalau dengerin lagu yang upbeat dengan volumenya penuh, kentara kalau kontrolnya lepas hehe.

Tapi, buat yang budgetnya memang terbatas, atau upgrade dari feature phone atau Android apa adanya yang harganya masih ratusan ribu, bisa jadi Infinix Smart 3 Plus ini adalah calon hape utama impian.

Selain semua fitur yang dibahas di atas, jangan lupakan kelengkapan dalam paket penjualannya. Hardcase yang unik dengan doodle, headset, anti-gores, sampai perdana smartfren dengan bonus kuota besar.

Tuh kan jadi inget, smartphone ini support VoLTE-nya smartfren lho. Mantap bukan?

Tentunya bukan tanpa kekurangan ya, kalau Anda simak dengan baik, dari tadi saya jelaskan koq sisi mana saja yang tidak begitu kuat. Namun memang, faktor harganya banyak-banyak membuat hal tersebut jadi bisa dimaklumi.

Oke, absennya LED notification boleh deh dimasukkan ke daftar minusnya.

Dan kalau Anda mempertanyakan build quality, saya cuma bisa bilang sesuai koq sama harganya. Kalau soal durability, Anda salah channel kalau bertanya, wong hape yang saya review kebanyakan langsung dijual kembali selesai dibikin video. Jadi ya ga tahu juga apakah bisa bertahan setahun atau lebih dalam pemakaian normal. Hehe.

Mau tak mau Infinix menekan harga produknya melalui subsidi e-commerce, sehingga harga murah tadi cuma bisa didapatkan melalui flash sale Lazada ya.

Saya cuma bisa doakan supaya yang berhasil beli hape ini adalah memang para end-user, bukan reseller. Dan juga semoga larisnya hape-hape sadis Infinix bisa membuka jalan agar Infinix kembali memasukkan seri Note dan Zero ke sini.

Ulasannya saya cukupkan di sini, dari Kota Cimahi, Aa Gogon pamit undur diri, wassalam!

Comments

Post a Comment

Popular Posts