Review ZTE Blade S7, si Komplet yang Kalah Kelas dengan S7 Milik Tetangga
Di saat banyak orang telah memesan dan mulai mengantri untuk mendapatkan smartphone S7 (yang Galaxy, keluaran Samsung), saya pun tak mau kalah dengan turut memesan satu buah smartphone S7 (sayangnya ini yang Blade, bukan Galaxy, jadi bukan keluaran Samsung, tapi keluaran ZTE).
Mengenaskan. Satu kata ini saya pilih untuk menggambarkan kondisi saya saat itu. Daripada Anda mendahului mem-bully saya yang belum mampu membeli S7 flagship super premium itu, lebih baik saya pilih sendiri cercaan buat saya, he.. he..
Paling tidak, jika orang menanyakan smartphone apa yang saya gunakan saat ini, saya bisa dengan pongahnya menjawab, "gw pake S7 dong!" Atau setidaknya saya bisa upload-upload foto dengan caption "taken with my brand new S7 smartphone!" Ha.. ha,,
Sekarang saya yakin Anda telah mengerti betapa mengenaskannya kondisi saya ini, betul? Dan jangan mulai bertanya lebih mengenaskan mana dengan waktu Gista Putri dinikahi orang ya, saya tidak akan jawab. (Gista, kalo kamu baca tulisan ini, asal kamu tau aja Gis, apa yang kamu lakukan ke saya itu... Jahat!)
Oya, pembelian dilakukan di Lazada dengan metode pembayaran COD. Ya, inilah metode pembayaran teraman di sana apabila Anda hendak membeli suatu barang yang diskonnya tampak mencurigakan, atau hendak menggunakan voucher diskon yang selalu ada setiap hari di Lazada, hanya kodenya saja yang berubah-ubah.
Nyatanya, satu buah pesanan smartphone saya lainnya baru saja dibatalkan secara sepihak, padahal telah dibayar lunas. Hiks, nampaknya omongan orang-orang tentang Lazada yang identik dengan pembatalan pesanan semakin nampak kebenarannya.
Kembali ke pembelian ZTE Blade S7 yang saya lakukan, proses COD berlangsung lancar pada hari Senin. Pesanan saya lakukan pada hari Kamis di minggu sebelumnya, dan pada hari Sabtu status barang sudah terkirim. Kebetulan Jumat-nya tanggal merah, dengan kondisi long weekend begitu sih menurut saya sudah terhitung cepat prosesnya. Hal ini diperkuat pernyataan kurir Lazada Express yang menyatakan bahwa sebetulnya di hari Sabtu pun barang sudah berada di Bandung dan siap dikirim.
Harga jual resmi ZTE Blade S7 adalah sebesar Rp3.499.000, konon harga ini berlaku selama launching promo, dan harga normalnya adalah Rp3.999.000.
Tapi... Jika kita mengikuti jalan cerita yang dibuat untuk produk ZTE sebelumnya, Blade A711, kita tahu bahwa harga promo hanyalah trik belaka. ZTE Blade A711 yang dijual dengan harga promo Rp1.999.000 dari normalnya yang konon seharga Rp2.499.000, nyatanya kini malah mengalami reduksi harga menjadi Rp1.899.000 saja.
Unboxing dan First Impression ZTE Blade S7
Satu kata untuk mewakilkan kesan pertama saya begitu ZTE Blade S7 telah melalui ritual unboxing dan foto-foto adalah mewah! Tapi bukan mewah yang ada jamur dan daging ayam aslinya ya, yang itu mah ga boleh pakai kuah soalnya. Apasih!
Mewah, tapi berada pada seri Blade? Setahu saya, seri Blade adalah seri middle-to-low class dari ZTE. Kelas premium ZTE biasanya dilabeli seri Nubia, meskipun kini ZTE sudah merilis jajaran smartphone teratasnya melalui seri Axon.
Nah, patut dicermati strategi positioning produk ZTE Blade S7 ini di pasaran smartphone lokal. Saat ini cukup banyak produk baru yang dijual pada rentang harga yang menggoda kantong, namun sudah memiliki spesifikasi yang mumpuni serta bermaterialkan bahan berkualitas, sebagian besar memilih bahan logam. Dengan harga tiga jutaan tebal, maka menurut saya ZTE Blade S7 akan dihadapkan dengan persaingan dari smartphone-smartphone ini: Lenovo Vibe S1, Oppo F1, dan Samsung Galaxy A3 (2016). Sebentar deh, koq tidak ada saingan dari LG ya di level harga ini? Hmmmm, nampaknya LG punya banyak PR nih untuk mengisi beberapa kelas smartphone yang masih dikosongkannya. Kalau tidak ada produk Xiaomi dalam daftar yang saya sebutkan tadi, harap maklum saja, rasanya kurang adil memasukkan produk mereka ke dalam daftar, padahal belum dirilis (secara resmi) di Indonesia kan?
Kembali ke kesan pertama dari ZTE Blade S7, kemewahan yang dirasakan oleh indra penglihatan rupanya berlanjut hingga ke indra peraba saya. Feels-nya di tangan pun tak kalah mewah, frame metal yang diusungnya membuat smartphone ini dalam genggaman terasa mantap dan kokoh, namun sentuhannya ke kulit sangatlah halus berkat body depan dan belakang yang berlapis kaca bertepian membulat sebesar 2.5D itu.
Sayangnya soal desain bisa dilihat terlalu mengikuti trend, kalau tak bisa dibilang kurang original. Cantik sih, tapi yaaa gitu deh. Desainnya mampu mengelabui anak saya yang terbiasa memegang Samsung Galaxy A8 milik maminya yang juga berwarna Gold. Jadilah saya kena tudingan dari anak sendiri, "Papi koq pake punya Mami?" Ha.. ha.. ha..
ZTE Blade S7 - Kotak kemasan |
ZTE Blade S7 - Info di Balik Kotak kemasan |
ZTE Blade S7 - Kelengkapan dalam Paket Penjualan |
ZTE Blade S7 - Kepala Charger dengan Output 5v/1A |
Mewah, tapi berada pada seri Blade? Setahu saya, seri Blade adalah seri middle-to-low class dari ZTE. Kelas premium ZTE biasanya dilabeli seri Nubia, meskipun kini ZTE sudah merilis jajaran smartphone teratasnya melalui seri Axon.
Nah, patut dicermati strategi positioning produk ZTE Blade S7 ini di pasaran smartphone lokal. Saat ini cukup banyak produk baru yang dijual pada rentang harga yang menggoda kantong, namun sudah memiliki spesifikasi yang mumpuni serta bermaterialkan bahan berkualitas, sebagian besar memilih bahan logam. Dengan harga tiga jutaan tebal, maka menurut saya ZTE Blade S7 akan dihadapkan dengan persaingan dari smartphone-smartphone ini: Lenovo Vibe S1, Oppo F1, dan Samsung Galaxy A3 (2016). Sebentar deh, koq tidak ada saingan dari LG ya di level harga ini? Hmmmm, nampaknya LG punya banyak PR nih untuk mengisi beberapa kelas smartphone yang masih dikosongkannya. Kalau tidak ada produk Xiaomi dalam daftar yang saya sebutkan tadi, harap maklum saja, rasanya kurang adil memasukkan produk mereka ke dalam daftar, padahal belum dirilis (secara resmi) di Indonesia kan?
Kembali ke kesan pertama dari ZTE Blade S7, kemewahan yang dirasakan oleh indra penglihatan rupanya berlanjut hingga ke indra peraba saya. Feels-nya di tangan pun tak kalah mewah, frame metal yang diusungnya membuat smartphone ini dalam genggaman terasa mantap dan kokoh, namun sentuhannya ke kulit sangatlah halus berkat body depan dan belakang yang berlapis kaca bertepian membulat sebesar 2.5D itu.
ZTE Blade S7 - Sisi depan dan bawah: fingerprint scanner, port micro USB, lubang speaker dan mikrofon |
ZTE Blade S7 - Sisi kanan penuh dengan detail: volume rocker, tombol power, dua slot sim card/micro-SD |
ZTE Blade S7 - Sisi atas: port audio 3.5mm, noise cancellation mic. |
ZTE Blade S7 - Sisi kiri tampak lengang |
ZTE Blade S7 - Sisi belakang nampak licin |
Sayangnya soal desain bisa dilihat terlalu mengikuti trend, kalau tak bisa dibilang kurang original. Cantik sih, tapi yaaa gitu deh. Desainnya mampu mengelabui anak saya yang terbiasa memegang Samsung Galaxy A8 milik maminya yang juga berwarna Gold. Jadilah saya kena tudingan dari anak sendiri, "Papi koq pake punya Mami?" Ha.. ha.. ha..
ZTE Blade S7 - Di atas layar terdapat: earpiece, sensor, kamera depan 13 MP, LED Flash, dan LED Notification |
ZTE Blade S7 - Detail sisi belakang: Kamera 13MP, single LED Flash, Laser autofocus |
ZTE Blade S7 - Sim card tray ada 2, micro sim dan nano sim (hybrid dengan micro-SD) |
Hasil Uji Pakai ZTE Blade S7
Total empat hari saya habiskan untuk menguji pakai smartphone ini, singkat memang. Sejujurnya saya mulai merasakan jenuh, kalau me-review smartphone Android koq ya itu-itu lagi yang diujikan. Euforia dan kesenangan rasanya cuma mampu bertahan selama beberapa jam saja, mulai dari paket kiriman diterima, memuncak di saat unboxing, lanjut ke proses hands-on. Setelah itu, excitement-nya seperti menguap begitu saja. Ini bahaya, rekening bisa terkuras dengan sangat cepat, andaikan saja semua smartphone yang saya unbox tak perlu dibeli, he.. he..
Masih ingat saat saya memuja-muja layar Xiaomi Mi 4c? Kualitas reproduksi warna yang sama vivid, juga mampu dihasilkan oleh ZTE Blade S7 lho! Satu kelebihan ZTE Blade S7 daripada Xiaomi Mi 4c adalah bahan kaca yang digunakan melapisi layarnya sangat terasa lembut dan nyaman di kulit jemari saya. Dan lagi, layar ZTE Blade S7 yang sudah ngejreng, masih bisa dibuat lebih mencolok mata lagi dengan mengaktifkan opsi colourful pada menu screen effect. Eyegasm? Ya bisa dibilang begitu lah...
ZTE Blade S7 - Pengaturan warna layar |
Lanjut ke bagian audio, suara yang dihasilkan oleh loudspeaker ZTE Blade S7 terdengar lantang, crisp, dan cukup detail. Sudah hampir setara dengan BoomSound-nya HTC One E8, coba saja seandainya speaker ZTE Blade S7 sudah stereo juga, pasti mampu untuk dapat lebih unggul, setidaknya menurut pendengaran telinga kaleng saya.
Ngomong-ngomong, kenapa ya kalo sedang bahas perangkat audio, tiba-tiba banyak orang mengklaim kalau telinga mereka itu adalah telinga kaleng? Padahal yang suka dipadankan dengan kata kaleng sebetulnya bukan telinga, tapi susu, ya susu kaleng! Tapi saya malas bahas susu, soalnya mesti tiap saya bilang "Ini teh susu!", orang pun akan bertanya "Mana tehnya? Tetehnya mana? Teh Gista Putri koq ga bareng Aa lagi?", ah please tolonglah saya mau move-on...
Saat saya sambungkan dengan earphone Xiaomi Piston 2 yang sudah bertahun-tahun saya miliki, wah benar-benar saya mampu merasakan eargasm saking jedag-jedugnya dapet banget. Harus diakui bahkan suaranya terdengar lebih baik pada ZTE Blade S7 ini daripada saat earphone tersebut saya sandingkan dengan smartphone lain yang juga keluaran Xiaomi.
Menonton series kesayangan saya seperti Gotham, Marvel's Agent of S.H.I.E.L.D, Daredevil, dan lainnya pun terasa sangat nendang. Layar vivid mengkilap ditambah suara yang jernih dan powerful mampu membuat saya untuk lebih memilih menonton video-video itu pada layar ZTE Blade S7 yang berukuran lima inci, daripada di notebook berlayar ke pelaminan empat belas inci.
Oh ya, banyak sekali fitur tambahan yang sudah dibawa oleh software ZTE Blade S7 out of the box. Fungsi gesture-nya sangat lengkap, mulai dari aksi-aksi yang terjadi apabila kita mengetukkan atau menyapukan jari pada layar dalam kondisi mati, membalikkan posisi smartphone, menggoyangkan smartphone, hingga menerima panggilan hanya dengan mendekatkan ZTE Blade S7 ini ke telinga kita. Yang kurang hanyalah tidak adanya fitur untuk memblok telepon dari mantan, itu saja.
Belum lagi fitur yang dibawa oleh sensor sidik jari yang ditempatkan pada tombol home dari ZTE Blade S7 ini. Selain untuk membuka kunci layar, kita dapat menggunakan kombinasi jari yang berbeda untuk mengeksekusi aplikasi yang berbeda pula. Satu fitur lain yang tak kalah berguna adalah kemampuan ZTE Blade S7 menyembunyikan gambar dengan kunci keamanan sidik jari ini. Fitur yang terakhir ini pastinya sangat berguna, buat kita menyimpan gambar atau foto yang tidak ingin diketahui oleh orang lain, pas foto pada kartu pelajar jaman SMP dulu contohnya. Karena pastinya super alay, hayoo pasti pada mikir gambar yang enggak-enggak nih? Ha.. ha..
Dari segi hardware, ZTE Blade S7 tergolong sangat lengkap. Sensor sidik jari? Ada! Laser autofocus? Hadir! LED Notification dan backlight pada tombol kapasitif pun tak absen! Kamera depan yang sudah dilengkapi autofocus dan LED Flash pun tak boleh luput dari perhatian. Nyatanya hasil foto menggunakan kamera depan berresolusi tinggi dan mempunyai fitur autofocus ini jelas terlihat berkualitas, tak kalah dengan hasil kamera utamanya.
Khusus mengenai fitur membuka kunci smartphone dengan melakukan scan mata, saya tidak mengujinya lebih dalam. Ini dikarenakan prosesnya masih menggunakan kamera biasa, plus langkah pembukaan kunci layar jadi jauh lebih panjang dan lama. So, saya anggap ini sebagai gimmick saja jadinya.
Kamera utama ZTE Blade S7 yang juga berresolusi 13 Megapixels, mampu menghasilkan gambar yang sangat baik pada kondisi pencahayaan yang juga baik. Tone warna yang dihasilkan pada fotonya, terasa cool. Ini terlihat saat ZTE Blade S7 dan Xiaomi Redmi 3 digunakan bersamaan memotret objek yang sama pada kondisi yang juga sama. Hasil foto Xiaomi Redmi 3 lebih terlihat warm alias kekuningan, sementara hasil foto ZTE Blade S7 nampak kebiruan.
Oh ya, Xiaomi Redmi 3 yang saya gunakan pun berwarna gold. Sepertinya sehabis ini saya stop dulu ah membeli smartphone berwarna gold, saya kangen dengan hitamnya rambut Gista Putri sebuah smartphone yang membuatnya terlihat misterius. Tapi boleh lah saya perlihatkan Xiaomi Redmi 3 milik saya berdampingan dengan ZTE Blade S7.
ZTE Blade S7 - versus Xiaomi Redmi 3 |
ZTE Blade S7 - versus Xiaomi Redmi 3 |
ZTE Blade S7 - versus Xiaomi Redmi 3 |
Secara performa, saya tidak terlalu merasakan perbedaan antara kedua smartphone di atas. Kebetulan processor keduanya berada pada kelas yang setara, Qualcomm Snapdragon 615 di ZTE Blade S7 dan Snapdragon 616 pada Xiaomi Redmi 3. Sama-sama terasa kurang bertenaga, he.. he..
Berbicara soal jaringan, ZTE Blade S7 sudah mampu terkoneksi ke jaringan 4G milik operator GSM di Indonesia. Eh saya perkecil deh cakupannya, di Bandung, dan baru diuji dengan operator XL dan Telkomsel hehe. Walaupun pada bagian Setting terdapat menu daftar jaringan 4G yang kompatibel dengan ZTE Blade S7, dan Telcomsel (Telkomsel mungkin?) disebutkan tidak kompatibel, namun nyatanya saya bisa leluasa mengakses jaringan 4G milik si merah ini. Mungkin maksudnya ZTE Blade S7 ini hanya mendukung FDD LTE di frekuensi 1800 MHz ya, yang mana dulu Telkomsel beroperasi di frekuensi 900 MHz.
Daya Tahan Baterai ZTE Blade S7
Mengenai ketahanan baterai, rasanya standar saja, namun tidak tehitung boros koq. Dengan kapasitas baterai sebesar 2.500 mAh, mampu bertahan dari dini hari mulai saat saya bangun dan beraktifitas hingga pulang kerja kembali ke rumah dengan Screen-on-Time sekitar tiga jam. Apabila saya sedang sibuk bekerja dan jarang membuka smartphone, ZTE Blade S7 mampu melampaui waktu 24 jam, dengan Screen-on-Time berkisar antara 2-2,5 jam saja.Informasi Hardware dan Hasil Benchmark ZTE Blade S7
Berikut informasi hardware serta hasil benchmark sintetis pada ZTE Blade S7, dihasilkan menggunakan aplikasi AIDA64, Sensor Box for Android, serta Antutu Benchmark.ZTE Blade S7 - Skor Antutu Benchmark |
ZTE Blade S7 - Kelengkapan Sensor |
Hasil Kamera ZTE Blade S7
Hasil pengambilan gambar menggunakan kamera ZTE Blade S7 saya pisahkan di artikel ini ya. Kesimpulan dari saya sih kameranya cukup baik, fokusnya cepat, jarak fokus terdekat juga cukup untuk membuat kita mendapatkan detail pada sekuntum bunga. Hanya pada lowlights memang cukup terlihat adanya noise.Mode manual hadir juga pada kamera ZTE Blade S7 untuk pengaturan ISO, Shutterspeed, White Balance, dan Exposure. Namun sayangnya fokus manual harus absen.
Plus dan Minus ZTE Blade S7
Berikut ini adalah nilai plus dan minus dari ZTE Blade S7 menurut apa yang saya rasakan selama pengujian.
Kelebihan ZTE Blade S7
- Layar mampu menghasilkan tampilan warna yang super kinclong, vivid dan tajam.
- Build quality premium, frame metal, sementara bagian depan dan belakang dilapisi kaca dengan tepian membulat 2.5D yang terasa sangat halus di tangan.
- Kamera depan berresolusi besar, lengkap dengan autofocus dan LED Flash, sudah terasa seperti kamera utama saja.
- Suara yang dihasilkan detail dan bertenaga (terutama saat menggunakan earphone).
- Tombol fisik (terutama tombol power-nya) yang empuk, sangat nyaman di tangan.
- Kedua sim-card dapat bergantian mengakses jaringan 4G melalui menu di Setting.
- Spesifikasi yang sangat mengejar selera pasar: RAM 3GB, ROM 32GB, Layar 5 inci resolusi Full HD 1080p, 4G dual-sim, fingerprint scanner, dual 13 Megapixels camera, laser autofocus, bahan frame metal dengan body kaca, plus tersedia dalam pilihan warna Gold. Amat mainstream hehe.
Kekurangan ZTE Blade S7
- Ukuran fingerprint scanner terbilang kecil, dan perlu menyalakan layar dahulu untuk dapat bekerja. Walaupun ini bisa jadi berefek positif pada ketahanan baterai.
- Tombol kapasitif berfungsi sebagai menu, bukan recent apps. Perlu tekan dan tahan untuk menampilkan recent apps.
- Pinggiran smartphone ala iPhone 4/5, lurus menyiku, menjadikannya kurang ergonomis.
- Slot micro-SD lagi-lagi giliran dengan slot sim-card kedua. Asli, saya sudah mulai bosan mengetikkan poin ini pada bagian kekurangan suatu smartphone Android. Jangan sampai hal ini jadi dianggap lumrah deh, karena bagi saya dual-sim itu penting, dan slot micro-SD terpisah pun tak kalah pentingnya.
- Snapdragon 615, entah kenapa processor ini sepertinya sudah dapat cap negatif ya.
- Harga jual diset pada level yang agak aneh, sedikit kemahalan. Coba bandingkan dengan ZTE Blade A711 yang harganya nyaris setengahnya saja, tapi sudah sama-sama menggunakan processor Snapdragon 615, layar Full HD 1080p, dan kamera 13 Megapixels.
ZTE Blade S7 versus ZTE Blade A711
Poin terakhir pada bagian sebelumnya membuat saya tergelitik untuk membandingkan dua buah smartphone yang sama-sama dirilis secara ekslusif oleh ZTE melalui partner marketplace mereka, Lazada. Mari kita bahas ya.
Kesamaan ZTE Blade S7 dengan ZTE Blade A711
- Processor Qualcomm Snapdragon 615.
- Layar 5 inci dengan resolusi Full HD 1080p.
- Dual-sim 4G dengan slot sim-card kedua hybrid (dapat digunakan untuk micro-SD).
- Bahan metal.
- Kamera utama 13 Megapixels dengan mode manual.
Kelebihan ZTE Blade S7 dari ZTE Blade A711
- Build quality jauh lebih baik.
- Kamera depan lebih besar dan lengkap.
- Layar mampu menghasilkan warna yang jauh lebih baik.
- Feels di tangan sangat lembut dan nyaman.
Kelebihan ZTE Blade A711 dari ZTE Blade S7
- Harga jauh lebih murah dengan banyak spesifikasi yang setara.
- Mode manual termasuk atur jarak fokus (di Blade S7 tidak ada manual fokus).
Apa Kata Aa tentang ZTE Blade S7
Tiba saatnya membuat kesimpulan. Dengan membaca bagian plus dan minus dari smartphone ini, seharusnya kita sudah bisa membuat kesimpulan beberapa menit yang lalu. Ya, ZTE Blade S7 ini merupakan smartphone yang bagus, berkemampuan komplet (layar, audio, kamera, security), fitur pun lengkap. Masalah datang hanya di masalah user experience (masih memilih tombol menu daripada recent apps), kurang ergonomis, dan harga yang nampaknya belum mampu membuat banyak pihak yakin untuk memilih produk dari brand Tiongkok macam ZTE ini.
Lain soal kalau yang dibahas adalah S7 milik merk sebelah. Harga yang terlampau tinggi apabila melihat minimnya perubahan spesifikasi dan desain dari tipe sebelumnya pun tak jadi soal karena ada prestise tambahan yang didapat dari memilikinya.
Sementara buat saya cukup S7 keluaran ZTE dulu deh, biarin aja lah mengenaskan juga, siapa tau kalo banyak yang mem-bully, doa saya untuk memiliki S7 yang mahal itu bisa terwujud, he.. he.. he..
Comments
Post a Comment