Review Nubia Z11 Mini S, Smartphone Future-proof untuk Saya


Rasanya sudah cukup lama saya bergonta-ganti hape, tanpa pernah ada satupun yang sengaja dibuat jadi daily driver saya untuk waktu yang panjang. Efek sampingnya sudah mulai terasa, foto-foto keluarga seringkali tertinggal di hape lama yang sudah saya jual kembali. Bahkan video-video yang menunjukkan perkembangan anak saya dari sejak bayi sampai sepintar sekarang, baru saya ngeh lagi keberadaannya saat membuka galeri di ponsel ibu saya.

Saya pikir sudah saatnya memiliki sebuah smartphone yang dapat membuat saya stay lama, sembari menemani kegemaran saya mencoba ponsel-ponsel lainnya. Karena diniatkan untuk digunakan lama, tentunya smartphone yang akan saya beli waktu itu haruslah future-proof, alias takkan cepat usang dan ketinggalan zaman.

Adalah Nubia Z11 Mini S yang akhirnya saya putuskan untuk dibeli dari sebuah e-commerce asal Tiongkok, setelah saya taksir beberapa bulan belakangan ini. Ya, smartphone ini memang tak dijual di tanah air. Kalaupun ada nangkring di halaman marketplace, biasanya dijual dengan status pre-order. Satu yang saya temukan menjual ready stock, harganya sungguh berbeda jauh dengan yang saya temukan di negeri asalnya.

Pengalaman yang berkesan mencoba Nubia UI di Nubia Z7 Max dulu menjadi salah satu faktor yang membuat saya memutuskan untuk membeli Nubia Z11 Mini S. Namun, justru penampilannya yang sangat cantik seperti Gista di mata saya, meskipun garis antenanya meniru milik iPhone 7, menjadi satu faktor yang paling menentukan.

Kembali ke masalah future-proof, memangnya apa saja sih yang membuat Nubia Z11 Mini S ini saya yakini akan mampu bertahan beberapa tahun ke depan? Yuk kita bahas per bagian.


Spesifikasi Jeroan Nubia Z11 Mini S

Tak seperti pengguna iPhone yang mungkin bisa menutup mata dengan spesifikasi teknis ponsel mereka dan cukup tahu bahwa ponsel mereka nggak lemot dan kece buat dibawa-bawa bergaul, berbicara smartphone Android pastilah tak bisa lepas dari masalah spesifikasi jeroan. Buktinya spesifikasi di atas kertas sering menjadi bahan promosi setiap vendor ponsel Android.

Nah, Nubia Z11 Mini S ini kira-kira mempunyai spesifikasi utama seperti ini:
  • Layar 5,2 inci beresolusi Full HD 1080p, dengan panel layar IPS dan tepian 2.5D.
  • Processor Qualcomm Snapdragon 625, octa-core 1.0 GHz, Cortex-A53 dengan fabrikasi 14nm, dan GPU Adreno 506.
  • RAM 4 GB, serta pilihan storage 64 GB (yang saya beli) dan 128 GB.
  • Kamera utama 23 Megapixels f/2.0, dan kamera depan 13 Megapixels f/2.2.
  • USB Type-C + OTG.
  • Fingerprint scanner.
  • Ketebalan hanya 7,6 mm.
  • Baterai 3.000 mAh yang mampu mengisi dengan cepat (menerima input 2A pada tegangan 5v, bukan quickcharge).
  • Nubia UI 4.0 berbasis Android 6.0 Marshmallow.
Membaca spesifikasi di atas, tentunya harganya yang masih di kisaran tiga jutaan Rupiah apabila dikonversikan, menjadi terasa sangat menarik. Processor Snapdragon 625 sudah saya rasakan kehematan konsumsi dayanya di Xiaomi Redmi 4 Prime dulu. Dan tak perlu menganggap processor kelas menengah dari Qualcomm ini tak bergengsi, buktinya ASUS menggunakannya pada smartphone flagship versi standar mereka, ASUS Zenfone 3, sementara Motorola menggunakannya pada Moto Z Play.


Layar Nubia Z11 Mini S

Satu yang banyak dicibir oleh netizen adalah Nubia menggunakan kata Mini pada sebuah device dengan dimensi layar 5,2 inci, haha. Untuk hal ini saya tak ambil pusing, yang penting masuk ke dalam ukuran fisik smartphone yang masih ideal menurut saya. Ya, 5,2 inci adalah ukuran maksimal bagi saya untuk dapat menikmati rasanya menggenggam sebuah ponsel.

Panel layarnya sendiri sangat-sangatlah vivid. Saya berani mengatakan reproduksi warna yang dihasilkan setara dengan Xiaomi Mi 5 yang sebelumnya saya gunakan. Panel display nampak sangat menyatu dengan lapisan terluar touchscreen-nya, sehingga membuat sudut pandang layarnya amatlah luas.

Saya, merasa betah, berlama-lama, melihat, layar, Nubia Z11 Mini S. Hehe.


Kamera Nubia Z11 Mini S

Pada masa sekarang ini, kamera nampaknya jadi faktor penentu kesuksesan penjualan sebuah smartphone. Orang-orang sudah mengalihkan kebutuhan fotografi sehari-hari dari kamera pocket ke smartphone. Dari angka resolusinya yang 23 Megapixels saja, saya yakin sudah banyak yang tertarik deh.

Bagaimana kalo saya kasih tahu bahwa sensor kamera Nubia Z11 Mini S merupakan sensor kamera yang sama yang juga digunakan pada ASUS Zenfone 3 Deluxe dan Xiaomi Mi Note 2?

Nampak tak mungkin, tapi memang faktanya Nubia Z11 Mini S menggunakan sensor kamera Sony Exmor IMX318 yang benar-benar digunakan pada dua smartphone dengan harga tinggi menjulang yang saya sebutkan sebelumnya. Saya tak pandai membahas jeroan kamera ini, tapi ada baiknya Anda membuka link mengenai sensor tersebut untuk tahu apa saja kelebihannya.

Dalam performa nyatanya, saya selalu dipuaskan oleh hasil kamera Nubia Z11 Mini S. Selain itu, aplikasi Nubia Camera juga mempunyai banyak sekali fitur yang dapat dimanfaatkan untuk memaksimalkan performa kameranya. Mode profesional pun hadir dengan berbagai pengaturan manual yang lengkap. Hanya, shutter speed maksimal hanya sampai dua detik saja.

Biarlah gambar yang berbicara, semuanya saya tempatkan pada artikel hasil foto menggunakan kamera Nubia Z11 Mini S ini ya.


Baterai Nubia Z11 Mini S

Baterainya mungkin hanya berkapasitas 3.000 mAh, yang untuk ukuran jaman dahulu terasa jumbo, tapi tidak saat ini, di mana sudah banyak sekali smartphone dengan kapasitas baterai 4.000 mAh, bahkan yang harganya sangat terjangkau sekalipin. Namun, dalam penggunaan saya sehari-hari, Nubia Z11 Mini S selalu dengan mudah menembus 24 jam dalam sekali pengisian daya.

Rekor penggunaan aktif mampu menghasilkan Screen-on Time lebih dari 6 jam. Sementara rekor penggunaan pasif mempu menghasilkan battery usage selama 2 hari dan 5 jam.




Kalau battery usage 2 hari sebetulnya saya tak kaget, karena memang seperti yang saya sebutkan sebelumnya, processor Snapdragon 625 ini hemat daya, dan di Xiaomi Redmi 4 Prime pun sudah biasa menembus 2 hari. Satu hal yang perlu diingat adalah kapasitas baterai Xiaomi Redmi 4 Prime yang 4.100 mAh.

Pengisian daya pada Nubia Z11 Mini S pun dapat dilakukan dengan cepat karena smartphone ini sanggup menerima arus sebesar 2A pada tegangan 5v. Memang tak seperti quickcharge yang bisa berjalan pada tegangan 7,5v dan 12v, tetapi bagi saya ini masih sangat memuaskan.

Sampai pada titik ini saya merasa semua yang saya cari pada sebuah smartphone ada di Nubia Z11 Mini S.


Desain Nubia Z11 Mini S

Lalu kemudian saya ingat, dari tadi saya belum membahas masalah desain perangkat ini. Padahal ini merupakan salah satu faktor utama saat saya memutuskan meminangnya.

Entah apa karena mirip iPhone (secara keseluruhan ya, bukan cuma garis antenanya saja), atau bagaimana, tetapi melihat foto produk Nubia Z11 Mini S di internet rasanya membuat saya silap mata. Setelah memegangnya langsung, saya semakin dalam menggali sumur jatuh cinta pada desain dari smartphone ini.

Yang saya miliki adalah varian warna Khaki pada backcover dan bagian layar berwarna hitam. Khaki ini semacam warna krem, antara silver dan gold. Dan menurut saya warna ini sangat indah untuk digunakan pada sebuah ponsel. Tidak terlalu feminim seperti gold, namun juga tidak terlalu gelap seperti warna hitam yang kadang menyembunyikan lekuk-lekuk keindahan sebuah smartphone. Terlebih lagi, varian warna hitamnya dijual lebih mahal, hehe.

Ketebalannya yang hanya 7,6 mm membuatnya sangat nyaman dikantongi maupun digenggam. Backcover metal-nya mempunyai finishing yang terasa lembut, sehingga ada sedikit perasaan bahwa bahannya tidak full metal. Entahlah, saya tak mengerti apa sebetulnya yang sudah dilakukan Nubia pada backcover Z11 Mini S ini, namun membuatnya tak terlalu licin dan seperti menghilangkan kekhawatiran saya akan mudah gores apabila terbentur cincin yang saya gunakan pada jari manis kanan saya.

Dilihat dari sisi manapun, rasanya Nubia Z11 Mini S terlihat sempurna. Penggunaan kaca bertepian 2.5D semakin membuatnya ramah pada kulit jemari.


Nubia UI 4.0

Ada beberapa hal yang saya sukai pada Nubia UI sejak pertama menggunakannya di Nubia Z7 Max. Waktu itu versinya masih 2.0 dengan berbasis Android 5.1 Lollipop. Beruntung Nubia masih mempertahankan kelebihan-kelebihan berupa fitur gesture tesebut pada Nubia UI 4.0 yang sudah menggunakan Android 6.0 Marshmallow. Yang berbeda hanyalah animasi yang ditampilkan saat fitur gesture tersebut digunakan. Tambahan lain ada pada kemampuan screen recording serta pemanfaatan sensor sidik jari untuk pemicu pengambilan screenshot

Berikut saya buatkan lagi daftar fitur Nubia UI yang saya sukai:
  • Switch apps, berpindah antar aplikasi sesuai urutan di recent apps dengan menyapu pinggiran layar ke atas atau bawah.
  • Clear apps, menutup semua aplikasi di recent apps, dengan menyapu pinggiran layar ke atas dan ke bawah beberapa kali.
  • Multi window / split screen, membagi layar menjadi dua jendela untuk membuka aplikasi berbeda sekaligus, dengan menyapu dari bawah layar ke atas.
  • Screenshot cepat. Tekan dan tahan tombol power +  volume down secara singkat atau usapkan tiga jari pada layar dari atas ke bawah akan langsung menyimpan screenshot satu layar penuh. 
  • Screenshot advanced. Tekan dan tahan tombol power +  volume down lebih lama akan menampilkan menu tambahan untuk screenshot, di mana kita dapat melakukan cropping, mengambil long screenshot, maupun screen recording. Hal yang sama dapat juga diakses dengan menempatkan jari pada fingerprint sensor dengan keadaan layar tidak terkunci.
Sama seperti custom UI dari ponsel asal Tiongkok lain, Nubia Z11 Mini S juga menyediakan aplikasi yang dapat mengatur penggunaan baterai, autostart permission, data usage, blacklist, dan cleaner. Pada Nubia UI, namanya adalah NeoSafe.


Kekurangan dari Nubia Z11 Mini S

Nah, dari tadi kan dibahas sisi per sisi yang membuat saya kagum pada Nubia Z11 Mini S. Serasa tak imbang dan hanya memuji ya? Haha. Begitulah saya kalau mengulas smartphone yang saya pilih sebagai daily driver saya. Kalau nggak begitu, nanti bakal pengen cepet-cepet ganti lagi soalnya, hahaha.

Tapi tenang, selama pemakaian Nubia Z11 Mini S ini saya menemukan juga beberapa kekurangan koq. Berikut ini adalah daftar kekurangan yang saya rasakan:
  • Konfigurasi tombol yang tak saya suka. Recent apps diakses dengan menekan dan tahan tombol home, tombol fisik malah berfungsi sebagai menu.
  • Nubia UI menghilangkan material design pada beberapa tampilan, seperti tampilan menu, serta tampilan jendela notifikasi dan popup.
  • ROM abal-abal? Entahlah, namun ROM yang digunakan saat smartphone ini saya terima tidak memiliki menu system update. Untunglah bootloader Nubia Z11 Mini S tidak dikunci, sehingga dapat diflashing ROM asli melalui mode recovery bawaan.
  • ROM asli Nubia Z11 Mini S malah bikin pusing. Bagaimana tidak, setiap ada sms dan panggilan masuk, lampu flash kamera menyala-nyala. Bagaimana kalau saya sedang berada di angkot lalu ada sms masuk dan flash menyala? Bisa-bisa saya dianggap sedang mengambil gambar orang di depan saya, hahaha. Saya tidak berhasil menemukan pengaturan untuk mematikan flash ini.

Apa Kata Aa tentang Nubia Z11 Mini S


Pada bagian ini, saya rasa hanya ada satu pertanyaan yang harus saya jawab agar bisa ditarik kesimpulan, apakah Nubia Z11 Mini S akan future-proof?

Saya rasa sih iya, smartphone ini akan mampu bertahan dua hingga tiga tahun ke depan. Meskipun perkembangan teknologi belakangan susah ditebak dan seringkali mengalami lompatan besar. 

Tahun ini standar minimal smartphone Android yang nyaman digunakan adalah processor Quadcore dengan clockspeed sekitar 1,3 GHZ, RAM 2 GB, layar lima inci dengan resolusi HD 720p. Mungkin dua tahun lagi, spesifikasi yang dimiliki Nubia Z11 Mini S sudah jadi spesifikasi paling minimal untuk smartphone Android ya, dan sampai saat itu tiba saya rasa menggunakan sebuah ponsel Android nan cantik yang juga jarang dimiliki orang lain di Indonesia akan terasa fun deh!

Selamat mupeng! :P

Comments

Post a Comment

Popular Posts