Review Notebook ASUS Vivobook A405U



Jika ditanya mengapa saya bisa yakin membeli ASUS Zenbook untuk dijadikan daily driver saya, maka jawabannya justru datang dari sebuah notebook ASUS dari seri Vivobook, yaitu ASUS Vivobook A405.

Lho koq bisa begitu? Haha, sebelum menggunakan Acer E5-475G, saya selama sekitar 1,5 tahun adalah pengguna laptop ASUS, hanya saja statusnya inventaris kantor.

Dan ketika saya bisa menabung untuk laptop saya selanjutnya, saya mendapat pinjaman sebuah ASUS Vivobook A untuk diulas. Di sinilah build quality dari ASUS berbicara.

Memang untuk masalah harga, dengan spesifikasi yang setara, di mana sama-sama menggunakan Intel Core i5-7200U, RAM 4GB DDR4, Harddisk 1TB, dan graphic card NVidia GeForce 940MX, selisih harganya hampir mencapai satu juta Rupiah. Itupun Vivobook A ini menggunakan Endless OS yang terhitung gratisan, bukan Windows 10.

Tapi untuk urusan looks dan build quality, ASUS Vivobook A405 ini saya nilai beberapa tingkat di atas Acer E5-475G. Mulai dari lid yang berbahan logam, dengan pola brushed metal berwarna dark grey dikombinasikan logo ASUS berwarna gold yang entah kenapa saya suka sekali. Bahkan saya lebih suka lid dari Vivobook A405 ini daripada lid Zenbook UX410 milik saya heuheu.

Lanjut ke layar, NanoEdge bezel yang tipis sekali di sisi kiri kanan dan atas, membuat ASUS Vivobook A405 ini memiliki dimensi lebar dan panjang yang sama dengan Zenbook UX410. Sama-sama laptop berlayar 14 inci dengan body 13 inci nih, compact, dengan screen to body ratio yang mencapai 78%, keren kan?

Layarnya sendiri masih beresolusi HD pada dimensinya yang 14 inci ini ya.

Memang selain lid-nya tadi, body dari laptop ini sisanya masih berbahan plastik. Layout keyboardnya sama persis dengan milik Zenbook UX410, di mana tombol navigasi seperti home, end, page up dan page down digabung dengan tombol panah arah dan harus diakses via Fn key. Jadinya butuh sedikit penyesuaian buat mereka yang terbiasa menggunakan keyboard dengan layout lengkap. Pada Vivobook A405 ini tidak terdapat bakclight pada keyboardnya. Tuts-tuts keyboardnya sendiri empuk dan nyaman digunakan.

Touchpad berukuran besar dengan finishing yang kesat, membuatnya cukup enak digunakan tanpa mouse.

Oh ya, bobotnya hanya 1,3 kg lho. Dengan ketebalan total yang hanya 18,8 mm saja, menjadikannya sangat compact dan ringan untuk dibawa-bawa berkegiatan di luar rumah.



Lalu kita akan bahas ada apa saja di bagian bawah laptop ini. Di sisi depan tidak terdapat apa-apa, sementara di sisi belakang terdapat exhaust atau buangan panas dari laptop ini. Di sisi kanan secara berurutan terdapat port kensington lock, dua buah port USB 2.0, port audio combo 3,5 mm, slot SD-card reader, dan dua buah lampu indikator. Sementara di sisi kiri terdapat port untuk AC power input,  RJ45 LAN port, HDMI, sebuah port USB 3.0 dan port USB Type-C 3.1. Cukup lengkap ya port-nya, masih terdapat port untuk kabel LAN, walau sudah tidak ada port untuk display VGA.

Saya sendiri kurang tahu apakah ada slot untuk SSD M.2 pada Vivobook A405 ini. Untuk mengakses RAM dan lain-lainnya, tidak ada bay khusus yang dapat dibuka dengan mudah, alias kita harus mencopot keseluruhan sisi bawah laptop ini jika ingin menambah kapasitas RAM-nya.

Dengan spesifikasi seperti ini, yang mana sama persis dengan laptop saya sebelumnya, performanya sudah cukup banget untuk membuat konten yang selama ini saya publish di YouTube. Tapi memang sih kalau mau lebih enak lagi, di laptop lama saya melakukan upgrade dengan menambahkan SSD untuk drive system, dan RAM sudah digandakan menjadi 8 GB.

Nah, ASUS Vivobook A405 ini kan hadir dengan bundling Endless OS, apa sih sebetulnya Endless OS ini?

Jika melihat penjelasan di situs resminya, Endless OS ini adalah sistem operasi berbasis Linux yang diperuntukkan bagi kebutuhan pelajar. Dengan biaya gratis, OS ini dapat digunakan untuk kegiatan belajar, sehingga diharap meringankan beban para siswa.

Saya sendiri menilai penggunaan Endless OS jauh lebih baik daripada laptop yang dijual dengan DOS saja. Sama-sama tak berbayar, laptop yang sudah menggunakan Endless OS bisa langsung digunakan dengan berbagai fitur yang dimilikinya.

Intinya sih gini, bayangkan kalau kita membeli smartphone ber-OS android. Begitu kita beli, sudah langsung bisa memilih aplikasi apa saja yang ingin diunduh dan digunakan. Kira-kira begitu jugalah Endless OS, di mana App Center-nya sudah memiliki banyak aplikasi yang segera dapat diunduh dan difungsikan.

Untuk Youtuber pemula seperti saya, tools-nya sudah cukup lengkap. Video Editor ada. Sound Editor juga ada, dan bahkan sebetulnya ini adalah Audacity yang memang biasa saya gunakan sehari-hari untuk merekam voiceover. Office, multimedia player, hingga browser sejuta umat, Chrome, semuanya ada.

Namun memang jika ingin memaksimalkan kemampuan Vivobook A405 yang sebetulnya memiliki spesifikasi yang sangat mumpuni untuk kebutuhan membuat konten, kita bisa menginstall Windows secara paralel. Saya sendiri memang masih sangat menggantungkan aktifitas dan pekerjaan saya pada OS besutan Microsoft ini sih hehehe.

Overall, Endless OS akan sangat membantu apabila Anda belum memiliki budget untuk membeli Windows, dan ingin menggunakan laptop Anda dengan fungsi penuh, bukan hanya DOS doang.

Nilai positif saya berikan untuk Vivobook A405 dalam hal looks, size-nya yang compact, serta build quality yang terasa jempolan. Spesifikasi sudah mumpuni, walau masih perlu diupgrade kapasitas RAM-nya, dan semoga saja ada slot SSD agar lebih wuss wuss lagi performanya.

Untuk urusan harga, 8-jutaan untuk menebus Vivobook A405 ini mungkin tak membuatnya menjadi yang terbaik dari segi price-to-spec comparison. Tapi anggaplah itu harga yang harus dibayarkan untuk mendapat ukuran yang minimal, serta finishing yang menjadikannya terlihat cukup premium ini. Jika Anda punya budget sedikit lebih besar dan tak masalah dengan ukuran yang lebih besar juga, mungkin bisa melirik Vivobook S ya, spesifikasinya kurang lebih setara, namun sudah memiliki SSD.

Namun yang pasti, berkat mencoba Vivobook A405 ini, saya bisa mantap memutuskan untuk meminang Zenbook UX410 sebagai daily driver saya selanjutnya. Hehehe.

Ok, demikian ulasan singkat tentang ASUS Vivobook A405 dari mata saya yang sehari-harinya lebih banyak mengulas smartphone ini. Dari Kota Cimahi, saya pamit undur diri, wassalam!

Comments

Post a Comment

Popular Posts